Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Kamis, 22 Juli 2010

Hidup Yang Damai


Kesusahan (rasa susah), dan sebanganya, kita semua telah tahu, membuat dan memberikan beban kepada hidup kita, sehingga kita merasa berat, lelah, dan ingin terbebas darinya.

Kesenangan (rasa senang), kebehagiaan (rasa bahagia) dan sebangsanya, ternyata juga merupakan beban bagi hidup kita. Mengapa demikian? Karena dengan menikmati atau merasakan rasa bahagia itu - yang memang merupakan dambaan setiap orang -, kita ingin mempertahankan kebahagiaan kita itu. Usaha-usaha maupun upaya-upaya untuk mempertahankan tersebut sudah merupakan kerja berat - beban yang melelahkan! Belum lagi kalau kita gagal mempertahankannya, kebahagiaan tersebut berubah menjadi kekecewaan, kekesalan, kesusahan, yang kembali lagi itu jelas merupakan beban yang tak menyenangkan bagi hidup kita!

Betapa rentannya kebahagiaan semacam ini, betapa goyahnya dia, yang demikian mudah berubah, laksana bumerang beban!

Lalu baggaimana agar kita benar-benar bisa menikmati dan merasakan hidup yang damai, yang tanpa beban dan ancaman beban itu?

Caranya, kita harus bisa untuk :

  1. MENGERTI dengan apa adanya, hal-hal yang terjadi itu.

  2. MENERIMA dengan apa adanya, hal-hal yang terjadi itu.

  3. MELEPASKAN atau TIDAK TERIKAT, dengn apa yang terjadi itu.

Dengan begitu, kita akan benar-benar merasakan KEDAMAIAN, bukan lagi sekedar KEBAHAGIAAN semacam itu, kebahagiaan yang bersyarat atau berkondisi!

[dikutip dari Mutiara Dhamma X ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar