Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Sabtu, 23 Februari 2013

Sabun dan Dhamma

Pada suatu ketika seorang pengusaha sabun berjalan – jalan dengan seorang Bhante. Mereka berkeliling kota menikmati sore hari yang begitu indah.

"Dhamma yang Bhante berikan sekarang sudah kurang berguna lagi. Hasilnya tidak memuaskan tetapi malah bertambah buruk. Buktinya sekarang tingkat kejahatan semakin tinggi, pembunuhan dimana – mana. Begitu banyak orang jahat di dunia ini ,"cela si pengusaha kepada Bhante.

Bhante hanya terdiam dan tersenyum sebentar, walaupun di dalam hati, Bhante dapat membantahnya.
Keduanya terus berjalan bersama. Kemudian mereka bertemu dengan segerombolan anak yang lusuh dan kotor di sekujur badannya sedang bermain – main.

Bhante mendapat ide untuk menjelaskan dan menyadarkan si pengusaha sabun. Bhante berkata: " Sabun yang Anda produksi dan terkenal itu tidak ada gunanya. Hasilnya sangat mengecawakan. Coba lihat, anak – anak itu, mereka sangat kotor, padahal sudah ada sabun anda yang begitu terkenal membersihkan!"

Si pengusaha langsung tidak terima. "Tidak begitu Bhante, sabun saya tentu saja bisa membersihkan badan anak – anak itu dengan mudah, tetapi kan mereka tidak menggunakan sabun saya. Sabun saya kalau tidak dipakai bagaimana bisa membersihkan badan mereka. Mereka akan tetap kotor!"

Bhante menjawab "Betul sekali, Anda benar. Begitu juga dengan Dhamma yang telah dibabarkan oleh Buddha Gotama. Dhamma apabila tidak dipelajari, direnungkan, dan dipraktekkan bagaimana dapat bermanfaat bagi kita. Dhamma bukan suatu merek sabun yang dibanggakan tetapi harus dipraktikkan isinya. Apabila tidak, ya manusia akan tetap jahat.

"Sabbe satta bhavantu sukhitatta"
สัพเพ สัต ตา ภะ วัน ตุ สุขิตัต ตา



Sent from BlackBerry® on 3

Selasa, 19 Februari 2013

KETENANGAN

 KETENANGAN


Ada pepatah mengatakan bahwa "air tenang menghanyutkan". Mari kita lihat tentang air di tengah lautan. Ombak besar kerap kita jumpai di bibir pantai namun sangat jarang kita melihat ombak itu di tengah lautan. Semakin tenang air di tengah lautan, itu pertanda bahwa kedalaman laut lebih dalam dari yang kita perkirakan.

Banyak orang yang meledak emosinya ketika baru tersulut oleh masalah yang kecil. Banyak orang yang tidak terima akan perlakuan orang lain terhadap dirinya. Mereka akan lebih memilih untuk mencari kepuasan dengan jalan membalas dendam.

Jadilah seperti air yang tenang, yang memiliki kesabaran sedalam dan seluas samudera. Saat seseorang menyulutkan masalah dalam kehidupan kita jadilah seperti air yang mampu menyejukkan hati. Air mampu memadamkan api, demikian juga ketenangan mampu meredakan segala macam amarah yang ada di dalam setiap hati.

Dengan hati yang sabar dan penuh kasih. orang yang tenang dalam menyikapi setiap masalah yang ada bukan berarti bahwa kita menyerah terhadap situasi yang ada. Namun dengan ketenangan, maka sesungguhnya kita percaya bahwa segala sesuatu ada jalan keluar dan berkah yang indah yang dipersiapkan dalam kehidupan kita.

Segenggam ketenangan lebih baik dari pada dua genggam jerih payah dan usaha menjaring angin.

"Sabbe satta bhavantu sukhitatta"
สัพเพ สัต ตา ภะ วัน ตุ สุขิตัต ตา
§αϑƗƗu •°•.§αϑƗƗu •°• §αϑƗƗu.({})




Sent from BlackBerry® on 3

Terima Kasih

TerimaKasihku pada Orang²
yg MeLUKAi HatiKu,
Karena Mereka MemBuatKu
Mengerti Arti CINTA.

TerimaKasihKu pada Orang ²
yg MengKHIANATiKu,
Karena Mereka MemBuatKu
Mengerti Arti SETIA

TerimaKasihKu pada Orang²
yg MemBOHONGiKu,
Karena Mereka MemBuatKu
Mengerti Arti KeJUJURan.





Sent from BlackBerry® on 3

Senin, 18 Februari 2013

KELEDAI DALAM SUMUR Oleh Ajahn Brahm

KELEDAI DALAM SUMUR
Oleh Ajahn Brahm

Seekor keledai tua terperosok ke dalam sumur tua. Dia pun menjerit "EO! EEOO! EEEOOO!" untuk memanggil bantuan. Jeritannya di dengar oleh sang pemilik keledai tersebut. Malang bagi keledai itu, sang pemilik ternyata sudah tidak menginginkannya lagi karena ia sudah tua dan tak berguna lagi baginya. Si pemilik pun sedari dulu berkeinginan untuk menutup sumur tua itu karena dianggap berbahaya. Karena itu, sang pemilik memutuskan untuk mengubur keledai tua itu hidup-hidup. Ia mengambil sekop dan membuang tanah ke sumur itu.

Si keledai terkejut dan ia pun semakin menjerit "EO! EEOO! EEEOOO!". Pemilik pun tambah kalap melemparkan tanah ke sumur.

Setelah beberapa lama, si keledai pun berhenti menjerit, dia mendapat akal. Sang pemilik mengira keledai itu sudah mati dan makin semangat menyekop tanah tanpa menyadari bahwa keledai itu, setiap sekop tanah yang menimpa punggungnya, dia menggoyang punggungnya hingga tanah itu jatuh, menginjak-injak tanah itu hingga padat, dan dia pun naik satu inci lebih tinggi.

Sekop tanah berikutnya, jatuhkan, injak-injak dan seinci lebih tinggi. Pemilik keledai itu begitu sibuk menyekop tanah hingga tidak menyadari sepasang telinga mulai tampak di mulut sumur. Ketika pijakannya sudah cukup tinggi, keledai itu melompat dan menendang bokong sang pemilik, lalu melarikan diri.

Pesan dari kisah ini adalah, berhentilah mengeluh "EO! EEOO! EEEOOO!". Lihatlah situasi Anda, ubahlah hal-hal negatif menjadi bermanfaat bagi Anda.

Sumber : Buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya

Sent from BlackBerry® on 3

Sabtu, 16 Februari 2013

Memberi Perhatian Penuh

Memberi Perhatian Penuh

Suatu malam seorang anak laki mengajak orangtuanya untuk bermain "game" dengan meminta mereka mengikuti setiap kata-kata yang diucapkannya. Anak itu kemudian berkata: "Mangga!" Kemudian kedua orangtuanya mengikuti: "Mangga!" Lalu, si anak berkata: "Semangka!" Juga diikuti. Kemudian berkata: "Nangka!" Dan lagi-lagi diikuti. Setelah itu ia berkata: " Berapa jumlah buah tadi?" Dan dijawab oleh kedua orangtuanya: "Tiga!"
Si anak tertawa senang dan berkata bahwa kedua orangtuanya kalah karena gagal tidak mengikuti setiap kata-kata yang diucapkannya. Saat si anak berucap: "Berapa jumlah buah tadi?" Dan mereka menjawab: "Tiga!" Padahal seharusnya mereka mengikuti pula: "Berapa jumlah buah tadi?"
Betapa sering kita berpikir "sudah berpikir" walau sebenarnya "tidak benar-benar sudah berpikir".

Demikian pula saat menghadapi kenyataan hidup, kita "berpikir" sudah memahami kenyataan yang ada sesuai pemikiran kita walau mungkin itu justru bukan yang sebenarnya karena kita melupakan kondisi-kondisi awal yang sebenarnya telah kita ketahui namun terlupakan...

Make sure what you do is a product of your own conclusion. (Jim Rohn)

Belajar dari yang berlalu, Bermawas pada saat ini, & Berkesadaran menyongsong esok.



Sent from BlackBerry® on 3

Rabu, 13 Februari 2013

Kisah Aristoteles mencari Cinta Sejati

C I N T A S E J A T I

Pada suatu hari Aristoteles bertanya pd Gurunya : "Apakah Cinta Sejati itu?"

Guru : Berjalanlah lurus di taman Bunga yg Luas, Petiklah 1 bunga yg Terindah menurutmu, Dan jangan pernah berbalik ke belakang!

Kemudian Aristoteles melaksanakannya dan
kembali dgn tangan hampa.

Guru : mana Bunganya?

Aristotles menjawab : Aku tidak bisa mendapatkannya, sebenarnya aku telah menemukannya, tpi aku berfikir, didepan ada yg LEBIH Bagus lagi... Ketika aku telah sampai di ujung taman, aku baru sadar bahwa yg aku temui pertama tadi adalah yg terbaik, tapi aku. Tidak bisa kembali lg ke belakang...

Guru : seperti itulah Cinta Sejati,
semakin kau mencari yg terbaik, maka kau tak akan pernah menemukannya...:)

Jika kau sudah menemukan cinta dan terikat dalam sebuah mahligai perkawinan, ‎​janganlah sekali-sekali mencoba untuk berpaling kelain hati, karena itulah awal sebuah kehancuran.

Jangan pernah mengabaikan cinta yang sudah kau raih, hanya karena pesona cinta semu disekitarmu, karena itu hanya dipermukaan saja yang kau lihat.

Perhatianmu kepada cinta yang lain, biasanya melebihi dari cinta yang telah kau dapat, itulah yang mengawali sebuah perselingkuhan hati, hentikan jika itu sudah merasukimu, kembalilah kepada keabadian cintamu...({})

Jangan pernah sia-siakan cinta yg pernah tumbuh dihatimu, Karena waktu tidak akan pernah berputar dan kembali...<3<3

☀°˚˚°*BT*G̲̣̣̣̥o̲̣̥o̲̣̥ϑ м̤̣̲̣̥̈̇ợ̣̣̝̇̇̇я̩̥̊п̥̥̲̣̥ϊп̥̥g̲̅*BT*°˚˚°☀
*BW**BW**BW**BW*Ћάppy vάlέntiηέ ϑάų *BW**BW**BW**BW*
 












 
*...*<3 Happy valentine<3*...*
*...*Ĥανє<3ªLõνєLў<3ϑαў*...*
Sent from BlackBerry® on 3

Valentine oleh Ajahn Brahm

Valentine oleh Ajahn Brahm

Di hari Valentine (kasih sayang), menurut pendapat saya bkn hanya kasih sayang pada pasangan / keluarga masing-masing. Tapi seharusnya kita juga memancarkan Cinta Kasih kepada semua makhluk. Cinta Kasih yang Universal adalah yang kekal. Juga di hari istimewa ini kita juga harus bisa memaafkan orang.

Memaafkan orang yang pernah menyakiti kita akan membuat kita semakin KUAT. Jika kita dihina maka kita hanya perlu menahaan hinaan mereka selama beberapa waktu, tapi mereka akan menanggung keburukan perbuatannya seumur hidup.

Kisah berikut adalah kisah nyata dari Afrika Selatan.

Selama bertahun-tahun, orang kulit putih di sana melakukan banyak kekejian pada kaum kulit hitam. Saat Apartheid berhenti dan Nelson Mandela menjadi Presiden Afrika Selatan, beliau tidak menuntut balas. Sebaliknya ia mendirikan sebuah komisi, yaitu Truth and Reconciliation Commission (Komisi Kebenaran dan Rujuk Damai). Pihak mana pun yang telah melakukan kejahatan bisa mendatangi komisi itu, mengakui semua kesalahan dan keburukan yang pernah dilakukannya, dan ia akan diberi pengampunan. Seburuk apa pun itu.

Suatu hari, seorang polisi mengakui bagaimana dengan kejinya ia menyiksa mati seorang aktivis kulit hitam, dilakukan di hadapan istri aktivis yang telah meninggal itu. Polisi itu gemetar ketakutan saat mengakuinya dan merasa bersalah sepanjang hidupnya. Setelah selesai, si janda bangkit dan berlari ke arah polisi itu. Polisi itu berpikiran si janda akan membunuhnya sebagai balas dendam. Namun sebaliknya, si janda memeluk si polisi sambil berkata "Aku maafkan kamu".

Jika si perempuan itu bisa memaafkan pembunuh suaminya, tidakkah kita bisa mengampuni kesalahan lebih kecil yang dilakukan pada kita? Buddha selalu menganjurkan pemaafan. Apa pun yang dilakukan oleh orang kepada kita, tugas kita adalah memaafkan mereka, biarlah karma yang menegakkan keadilan.

Jika saja orang-orang bisa saling memaafkan, maka dunia akan bebas dari konflik dan peperangan.

Salam Valentine Universal


Sent from BlackBerry® on 3

Selasa, 12 Februari 2013

10 Sikap Hidup Bahagia

10 Sikap Hidup Bahagia •

1. Lepaskanlah Rasa Kuatir & Ketakutan.
Ketakutan & kekuatiran hanyalah imajinasi pikiran akan suatu kejadian di masa depan yg blum tentu terjadi,
kebanyakan hal-hal yg Anda kuatirkan & takutkan tak pernah terjadi !
It's all only in your mind.

2. Buanglah Dendam.
Dendam & Amarah yg disimpan hanya akan menyedot energi diri Anda & hanya mendatangkan KELELAHAN JIWA, BUANGLAH !!

3. Berhentilah Mengeluh.
Mengeluh berarti selalu tak menerima apa yg Ada saat ini, secara tak sadar Anda membawa-bawa beban negatif.

4. Bila Ada Masalah, Selesaikan Satu Persatu.
Hanya inilah cara menangani setiap persoalan satu demi satu.

5. Tidurlah Dgn Nyenyak.
Smua masalah tak perlu dibawa tidur.
Hal tersebut buruk & tak sehat, biasakanlah tidur dgn nyaman.

6. Jauhi Urusan Orang Lain.
Biarkan masalah orang lain menjadi urusan mereka sendiri. Mereka memiliki cara sendiri u/ menangani setiap masalahnya.

7. Hiduplah Pada Saat ini, Bukan Masa Lalu.
Nikmati masa lalu sebagai kenangan,
Jangan tergantung padanya.
Konsentrasilah hidupmu pada kejadian saat ini,
karna apa yg Anda miliki adalah saat ini, bukan kemarin, bukan besok.
"Be totally present"

8. Jadilah Pendengar Yg Baik.
Saat menjadi pendengar,
Anda belajar & mendapatkan ide-ide baru berbeda dari org lain.

9.Berpikirlah Positif.
Rasa frustasi datang dari pikiran negatif.
Kembalilah berpikir positif. Bertemanlah dgn orang2x yg berpikiran positif & terlibatlah dgn kegiatan2x positif.

10. Bersyukurlah.
Bersyukurlah atas hal-hal kecil yg akan membawa Anda pada hal-hal besar.
Sekecil apapun yg Anda terima,
akan menghasilkan hal-hal besar & slalu membawa Anda kpd Kebahagiaan saat Anda bersyukur.
UBAHLAH SITUASI ANDA !!! °\(^▿^)/°


Sent from BlackBerry® on 3

Tinggi Hati itu Menyakitkan

Kadang sepatah kata yang ketus membuat kita :
Sakit hati sampai bertahun-tahun
Sikap ceria dan kegembiraan selama ini tersapu habis oleh sepatah kata tersebut.

Kalau orang bertanya mengapa?

Anda akan menjawab: "kata-kata itu sungguh amat TERLALU menyakitkan Hati

Benarkah kata-kata itu yang begitu menyakitkan?
Ataukah Anda yang terlalu lemah?

Bukan… >:/

Anda tidak lemah dan kata kata ketus itu pun tidak ada apa-apanya.

Permasalahannya adalah:
Hati Anda yang terlalu tinggi.

Tinggi hati membuat:
Harga diri,
Gengsi,
Keinginan dihormati,
Semua ikut menjadi tinggi.

Tinggi hati membuat Anda merasa diri:
Terhormat,
Mulia dan
Sempurna.

Sikap inilah yang membuat Anda gampang:
Tersinggung,
Mudah sakit hati dan
Berprasangka buruk.

Tinggi hati membuat Anda
Rapuh dan
Jiwa Anda lemah.

Jika Anda mau jadi kuat, belajarlah Rendah Hati setiap saat, maka kata-kata ketus di atas tidak akan berarti apa pun bagi Anda.

Kerendahan Hati membuat Anda
Tenang…
Hening namun…
Tegar bagai samudera yang mengambil tempat paling rendah.

Rendah hati membuat Anda bebas leluasa

Rendah Hati adalah sumber Kekuatan dan Sukacita…


Sent from BlackBerry® on 3

Nilai Rata-rata

Sebelum seorang professor di suatu universitas akan membagikan ujian akhir kepada para mahasiswanya, ia mengajukan suatu tawaran istimewa kepada mereka.

Ia berkata, "Siapa Ɣªήg mau mendapat nilai C otomatis dlm ujian ini, angkat tangan dan kamu tdk perlu mengikuti ujian. Saya akn langsung membrikanmu nilai C.

" Satu tangan terangkat. Kemudian Ɣªήg lainnya, dan Ɣªήg lainnya hingga stengah dari para mahasiswa tsb tlah memilih utk tdk mengikuti ujian itu. Mereka akn menrima nilai C secara otomatis, dan Mereka pun plng dgn gembira.

Profesor itu kemudian membagikan lembaran ujian kpd mahasiswa Ɣªήg masih tinggal di kelas itu. Ia mletakkan lembaran2 tersebut di meja dan meminta mereka tidak membaliknya sbelum diprintahkan.

Ia membri slamat kpd para mahasiswa tsb karna mereka tdk mau menrima nilai rata2 dan bahwa mereka bersedia mlakukan hal2 yg luar biasa dlm hidup mereka.

Kemudian professor itu memerintahkan mahasiswanya utk memulai ujian mereka. Para mahasiswa menemukan bahwa lembaran ujian mereka hanya tertulis kalimat singkat: "Slamat. Anda baru saja mendapatkan nilai A."
.
Terlalu sring kita mengambil jln pintas Ɣªήg mudah dan menrima keadaan biasa2 saja saat sharusnya kita bisa membangun potensi diri kita.

Kita berpikir bahwa nilai C tdk begitu buruk dan cukup pantas utk kita peroleh.

Hidup biasa2 aja, tanpa mengeluarkan potensi maksimal dlm hidup kita, mrupakan suatu sikap yang tidak bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan juga merendahkan diri sendiri.

Tetaplah bersemangat!
Truslah bertumbuh!
Teruslah blajar!

Pesan moral :

Lakukan Ɣg terbaik utk apapun yg sedang menjadi tanggung jawabmu saat ini. Pantang menyerah dan tetap semangat.



Sent from BlackBerry® on 3

Senin, 11 Februari 2013

Hadiah Waktu

WAKTU adalah HADIAH paling berharga yang dapat kita berikan untuk orang-orang yang kita sayangi atau dekat di hati kita, tanpa kesulitan mencarinya karena ia selalu dalam genggaman kita.(事实上,时间给我们关心的人,是最宝贵的礼品.)

Renungan Jing Si
"Kita tidak tahu dari mana kita berasal sewaktu dilahirkan, tidak tahu ke mana setelah meninggal, yang bisa hanyalah memanfaatkan sebaik mungkin waktu yang ada, pada diri kita saat sekarang ini.既然不知生從何來,死往何去,只有把握現在最踏實. Not knowing how we came to be born or where we will go after death,the most meaningful thing to do is to make the most of now.

Umur seperti batu es kena udara, dipakai atau tidak tetap mencair, begitu juga umur, digunakan atau tidak umur akan tetap berlalu/bertambah.

Kelahiran & kematian adalah awal & akhir dari kehidupan, yang terpenting dari hidup ini adalah bagaimana kita mengisi kehidupan yang ada diantaranya.

Ini ada cerita NYATA yang bagus!
"BERHARGANYA 1 TARIKAN NAFAS"

Pada saat akan meninggal, dalam keadaan kritis, Raja terkenal dari Macedonia, yaitu Alexander the Great atau Iskandar Agung berkata pada para dokter yg merawatnya spt ini :

"Ambillah 1/2 dari kekayaanku, jika dapat mengantarkan aku utk menemui ibuku sebentar saja"

Dokter menjawab : "Jangankan separuh, bahkan seluruh kekayaan Baginda beri pada hamba, hamba tak akan mampu menambah 1 tarikan nafas"

Mendengar itu,air mata berlinang di pipi Raja,dia berkata "Seandainya saya tahu begitu berharganya 1 tarikan nafas, maka saya takkan pernah sia-siakan waktu hanya mengejar kekuasaan "

Kemudian Raja pun berpesan, supaya nanti sewaktu ditaruh dalam peti mati menuju peristirahatannya yang terakhir, ia minta agar kedua tangannya dikeluarkan dari peti mati yang dilubangi.

Supaya rakyatnya dapat melihat bahwa Alexander Agung yang hebat, mampu menguasai wilayah terbesar sepanjang sejarah kehidupan manusia, ternyata harus meninggal dengan tangan kosong. Tidak miliki apa-apa dan tidak membawa apa-apa!



Sent from BlackBerry® on 3

Jumat, 08 Februari 2013

Agama Buddha dan Suku Dayak


Agama Buddha dan Suku Dayak

Apakah suku Dayak ada yang menganut agama Buddha? Jawabnya adalah ya! Ada orang-orang dalam suku Dayak menganut ajaran Buddha. Salah satu suku pribumi Kalimantan Barat khususnya Dayak Bukit/Kandayan telah mengenal Buddhisme. Berawal dari perkenalan dengan tokoh-tokoh Buddhis Kalimanan Barat di Pontianak yakni Bapak Cipta Wijaya Salim (almarhum), Aliong, A-Buai/lbu Ratna dan Lilianti. Dari beliau-beliau inilah sekitar 2000 jiwa masyarakat Dayak secara serempak menyatakan diri sebagai penganut Agama Buddha dan menyatakan berlindung pada Sang Triratna, peristiwa ini terjadi pada tahun 1991 di Desa Senakin.

Melihat perkembangan yang begitu pesat tokoh masyarakat Dayak yang telah menyatakan berlindung pada Triratna beserta tokoh-tokoh dari Pontianak menyatakan cita-citanya untuk mempunyai tempat ibadah, sehingga dapat melaksanakan ritual-ritual Buddhis bersama seperti agama-agama lainnya. Namun, saat itu kesulitan mendapatkan tempat/lahan untuk membangun sebuah vihara disertai kurangnya dana, maka cita-cita tersebut belum dapat direalisasi. Pada tahun 1992, seorang umat Buddha merelakan rumah yang dimilikinya untuk ditempati sementara dan dialihfungsikan sebagai vihara sementara. Dengan adanya vihara di Pontianak, pada saat itu semakin meningkatkan laju perkembangan Buddha Dhamma di Pedalaman Kalimantan Barat. Pembinaan pun dirasakan sangat baik, pada saat itu ditambah lagi dengan datang tokoh Buddhis dari Jakarta yakni Romo Purna Candra dan Romo Karuna Atmaja. Cita-cita yang tadinya pernah padam hidup kembali, namun cita-cita tersebut kembali buyar oleh karena sulitnya mendapatkan lahan yang tepat untuk pembangunan Vihara.

Pada tahun 1994, pembangunan baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan lahan seluas 300 m2 yang berasal dari hak hibah. Pada tahun 1994 diadakan Visudhi Upasaka/Upasika oleh tiga orang Romo, yakni Romo Karuna Atmaja (alm), Romo Purna Candra (alm) dan Romo Sasana dari Jakarta yang mevisudhi Upasaka/Upasika sebanyak 200 orang, dilaksanakan sesuai tradisi Tantra (Kasogatan). Dengan berakhirnya upacara Visudhi, mulai saat inilah pembinaan dirasakan semakin kurang dan umat disana harus berdiri di kakinya sendiri. Dengan pemahaman yang masih dangkal, yang hanya diperoleh melalui diklat-diklat selama semingggu di Kotamadya Pontianak akhirnya perkembangan Buddhisme menjadi terseok-seok. Sehingga pada tahun 1996-2002 Umat Buddha di pedalaman Kalimantan Barat, setengah dari jumlah yang ada pada saat itu berpindah ke agama lain, karena mereka memiliki pemahaman yang kabur tentang agama Buddha dan juga dikarenakan teror-teror yang dilakukan oleh oknum-oknum umat agama lain yang tidak bertanggung jawab.Ajaran-ajaran Buddha dapat diterima ditengah masyarakat Dayak, karena kedekatan ajarannya dengan budaya Dayak, yaitu kesamaan dalam tradisi untuk tidak menghilangkan kehidupan makhluk sekecil apapun.

Sumber: http://www.wihara.com/forum/blogs/sekha/5-agama-buddha-dan-suku-dayak.html

Cinta Sejati

Cinta Sejati oleh Sri Paññavaro MahaThera
  
Kalau kita mau meneliti kehidupan kita. Meneliti dengan jujur. Kita akan sadar apa yang kita butuhkan. Apa yang kita butuhkan Saudara? kita butuh: makanan, pakaian, tempat tinggal, obat-obatan, kepandaian, uang, dan masih banyak lagi. Kita butuhkan semua itu, tidak lain karena kita butuh bahagia. dengan cukup sandang, cukup pangan, punya kepandaian dan tersedia uang; kita akan merasa bahagia.

Tetapi, ada satu hal yang selalu kita butuhkan. bahkan, yang selalu dibutuhkan setiap insan. Kita semua butuh yang satu ini, tetapi justru kita sendiri tidak menyadarinya. Memang kita semua butuh makan, butuh pakaian, butuh sarana kehidupan lain. Memang uang, sesuatu yang perlu, pendidikan sesuatu yang lebih perlu lagi. Memang, sementara orang ingin menjadi kaya, ingin kedudukan; karena kalau kekayaan dan kedudukan itu digunakan sesuai dengan Dharma, sesuai dengan ajaran agama; tentu, membahagiakan banyak orang. tetapi, lebih dari semua kebutuhan itu, diatas uang, makanan, pakaian, pendidikan, kekayaan, dan kekuasaan; kita semua masih butuh yang satu ini. Apakah itu? Yang satu itu tidak lain adalah: bahwa di atas segala-galanya, kita semua butuh: Cinta kasih.

Tentang cinta kasih ini, dalam agama Buddha sendiri banyak teori. Apakah yang disebut dengan cinta sejati? Apakah yang disebut dengan cinta yang agung, cinta yang tanpa pamrih keserakahan? Sang Buddha menggambarkan cinta kasih ini sebagai cinta sejati dengan suatu cintoh yang mudah kita mengerti. Cinta sejati adalah cinta seorang ibu kepada putranya yang tunggal.
Cinta ibu adalah cinta sejati. Sejarah kehidupan dan semua agama mengakui cinta ibu ini. Ibu sejati selalu memberi.

Pada awal kehidupan kita yang sekarang ini, ibu kita masing-masing telah memberikan pengorbanan yang sangat besar kepada kita. ibu mempertaruhkan kehidupannya sendiri pada saat melahirkan kita. Tidak ada orang lain yang pernah memberikan pergorbanan seperti itu selain ibu kita sendiri. Setelah kelahiran, ibu membesarkan kita dengan memeberikan susu darahnya sendiri. Memang, ada juga kadang-kadang ibu yang kejam. Tetapi yang digunakan oleh Sang Buddha untuk menggambarkan cinta kasih ini dadlah cinta ibu sejati. Cinta ibu sejati itulah contoh nyata cinta sejati yang bisa dilakukan oleh setiap manusia.

Cinta ibu adalah cinta sejati yang ideal tetapi bsa kita jumpai dalam kehidupan ini. Cinta sejati itu bukan cinta dari dunia dongeng. Cinta sejati, cinta ynag tanpa pamrih keserakahan.
Bukan hanya anak membutuhkan cinta ibu, cinta orangtuanya. Tetapi, setiap insan, sadar atau tidak sadar, membutuhkan cinta. Anak-anak ingin dicintai oleh orangtua mereka. Mau mengakui atau tidak mau mengakui, anak-anak ingin diperlakukan dengan cinta ayah ibu mereka. Tetapi, harus diingat juga, ayah ibu ingin mndapatkan cinta dari anak-anaknya. Cinta sejati anak terhadap orangtua mereka, akan membuat ayah ibu mereka bahagia.
Kalau ayah ibu gagal memberikan cinta kepada putr-putrinya, kalau ayah ibu alpa mencurahkan cinta sejati kepada anak-anak mereka; anak-anak mereka susah mendapatkan cinta sejati itu dari orang lain. Apa kemudian jadinya? Tidak jarang, mereka yang tanpa cinta orangtua itu, pergi mencari cinta murahan.

Tidak jarang pula, mereka yang tidak mendapatkan kehagatan cinta dari orangtuanya, sedangan pada saat -saat remaja- justru mereka masih membutuhkan cinta- mereka kemudian menjadi nakal. Kepuasan mereka dapat dengan melakukan apa saja yang mereka mau, supaya banyak orang memperhatikannya. Dan, mereka cukup bahagia dengan diperhatikan oleh banyak orang. Perhatian yang dibutuhkan terhadap perbuatan-perbuatan ugal-ugalan itui, adalah cinta yuang murahan juga. Tidak hanya remaja yang selalu dibicarakan, tetapi juga kita semua, temasuk generasi yang tua-tua; kalau Saudara gagal mendapatkan cinta yang agung, Saudara akan membuat sesuatu yang aneh-aneh, yang bukan-bukan. Oleh karena, dengan membuat sesuatu yang aneh-aneh itu, Saudara akan diperhatikan oleh orang banyak orang. Perhatian banyak orang terhadap keanehan-keanehan Saudara adalah cinta murahan yang sedang Saudara cari.

Kita semua ingin hidup bahagia. Tetapi, kebahagian tidak mungkin datang dengan begitu saja. Setiap hari kita dihadapkan beragai macam persoalan. Supaya persoalan-persoalan itu tidak menghancurkan kita, Supaya di tengah-tengah persolan itu bisa tumbuh kebahagian, kita perlu kesabaran dan cinta kasih. Sabar dan cinta kasih membuat kita bisa bertindak hati-hati. Sabar dan cinta kasih membuat emosi terkendali. Sabar dan Cinta kasih menumbuhkan kebijakasanaan. Sabar dan cinta kasih memimpin kita semua menuju bahagia. Sebaliknya, kalau kita menghadapi sesuatu dengan dengki dan marah, sesungguhnya kita sudah menjadi setengah gila.! Kebahagain memang sesuatu yang cukup mahal. harus dibeli dengan sabar dan cinta kasih. Tetapi, sabar dan cinta kasih itu bukan sesuatu yang mustahil. Kita harus memulai sekarang; dan kita, bisa memulai itu, sekarang.

Saya yakin, sabar dan cinta kasih ini bukan hanya tuntutan bagi umat Buddha saja. Tuntutan sabar dan kebutuhan cinta kasih adalah masalh kita semua, tuntutan bagi semua umat beragama. Lawan dari sabar dan cinta kasih adalah dengki dan marah. Dengan dengki dan marah, keharmonian dan kedamaian, baik damai dalam keluarga maupun damai di dunia, tidak bisa tercapai. Justru dengki dan marah menjadi sumber penghancur dan pembuat onar disetiap tempat.

Dengan uraian di depan, saya ingin mengajak Saudara untuk bersama-sama menyadari bahwa cinta kasih adalah kebutuhan setiap insan. kebutuhan di atas segala kebutuhan materi. Cinta sejati dibutuhkan oleh semuanya. Tidak membeda-bedakan agama, bangsa, tradisi dan segala macam. Cinta sejati kita butuhkan untuk bisa hadir pada setiap kita menghadapi persoalan. Orang tua perlu cinta-cinta dari putra-putrinya. Anak-anak butuh cinta dari orangtua mereka. Sebagai anggota masyarakat, hidup dengan saling mencintai membuat masyarakat damai dan harmoni.

Sebagai umat beragama marilah kirta bersama-sama memikul tanggung jawab bersama terhadap bangsa dan negara tercinta ini, bahkan tehadap bangsa dan negara tercinta ini, bahkan tehadap kemanusian, dengan mempunyai dan memberikan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari. Kenakalan-kenakalan anak-anak kita, anak-anak kita sendiri; perbuatan-perbuatan aneh, kadang-kadang, para ayah ibu; persoalan dalam keluarga, dan problem-problem masyarakat; harus diselesaikan dengan rasa cinta sejati. Cinta sejati tidak menuntut pamrih ini atau itu. Cinta ini adalah cinta demi kebahagian bersama. Perkenankan saya mengajak Saudara, meskipun Saudara sangat sibuk, amat penting kedudukan Saudara; jangan lupa berikanlah cinta pada anak-anak. Bahkan kewajiabn ini adalah kewajiban orangtua terhadap anak-anak, terhadap anak-anaknya sendiri. mereeka naka, mereka berkelahi, tidak perduli lagi pada moral, mereka masuk dalam kenikmatan narkotaika, ganja, dan segal macam; jangan datang dengan menyalahkan mereka; tetap setiap ayah dan ibu hendaknya datang dengan cinta sejati. Bukannya tidak mungkin, mereka mencari orangtua sudah lama pergi darinya.

Kepada setiap remaja ingin saya minta. Jangan tuntut cinta dari orangtua kepadamu. Remaja yang baik adalah remaja yang tidak menuntut, tetapi remaja yang bisa memberiakan cinta dari perlakuan sayang kepada orangtuanya. Ingatlah, orang tua pun perlu cintanya darimu. Orang tua yang tidak mendapatkan kehangatan cinta dari anak-anaknya, mereka pun akan mencari cinta murahan juga. berbuat semaunya sendiri. Tidak perduli lagi pada tanggung jawab terhadap anak-anaknya. Para remaja yang baik, berikanlah cintamu pada ayah ibumu. Mereka perlu cinta darimu. Dengan perhatian dan cintamu, mereka akan mencintaimu, mereka akan sadar dan teguh dalam kewajibannya terhadap putra-putrinya.

Marilah kita bersama mengisi kehidupan ini dengan dasar tanggung jawab besama. Marilah kita menjaga dan mengisi masyarakat. pancasila ini dengan mengembangkan rasa cinta sejati. Cinta sejati, cinta yang selalu memberi kekuatan pada kita. Kekuatan untuk mengendalikan diri. Hanya cinta kasih, cinta sejati, yang bisa menyelamatkan keluarga, masyarakat dan dunia ini dari kehancuran.


Disadur dari, "Kumpulan Dhammadesana oleh Sri Paññavaro Thera Jilid I"

Terbitnya Matahari Kemanusiaan

Terbitnya Matahari Kemanusiaan
oleh Sri Paññavaro MahaThera
      Tanggal 11 Juli 1987, kita sekalian umat Buddha memperingati hari yang amat bersejarah bagi kehidupan umat manusia, tidak lain adalah hari suci Asadha. Tepat dua bulan setelah mencapai kebuddhaan yaitu pada saat purnama sidhi di bulan Asadha, yang bersamaan dengan bulan Juli; sang Buddha mengajarkan Kebenaran ariya untuk pertama kalinya. Peristiwa yang dikenal juga dengan Kotbah Pertama ini terjadi ditamam rusa Isipatana, dekat kota Benares. Lima orang petapa bekas teman berjuang yang dahulu meninggalkan Beliau, merupakan orang-orang paling berbahagia yang mendengarkan Kebenaran untuk pertama kalinya. mereka itu adalah, yang Mulia: Kondanna, Bhadduiya, Vappa, Mahanama, dan Assaji. 

      Apakah sesungguhnya yang telah Beliau kumandangkan kepada dunia, pada waktu Beliau menyampaikan kotbah-Nya yang pertama? Hingga peristiwa itu mempunyai arti yang amat penting, bahkan mempunyai nilai keramat bagi kemanusiaan. Dalam kotbah pertama Beliau itulah Beliau menyampaikan hakekat kehidupan umat manusia, dan tujuan kehidupan ini. dan lebih dari pada itu, Beliau menunjukkan jalan yang Agung, Yang Suci, unutk membebaskan manusia dari penderitaan sdan kemelaratan batin. Semuanya Beliau simpulkan dalam Empat Kebenaran Ariya yang sangat terkenal; jantung dan sumber dari seluruh ajaran Beliau.
      Sekarang marilah kita tinjau apakah Kebenaran Ariya yang pertama itu. kebenaran Ariya pertama adalah kebenaran tentang adanya derita yang mencengkram kehidupan ini.

      Dari lahir sampai akhir hayat kita, proses jasmani yang melalui usia tua, melewati bermacam-macam penyakit; semuanya adalah bentuk-bentuk dari derita. Inilah derita secara jasmaniah. Semua aspek mental yang tidak menyenangkan sedih, putus-asa, kegagalan, dan 1001 macam gangguan batin, adalah bentuk-bentuk penderitaan mental kita . Penderitaan jasmani dan mental ini merupakan penderitaan yang sangat terasa menyengat hidup kita (dukkha-dukka). Namun, sesungguhnya apapun juga yang tunduk pada sifat ketidakkekalan, yang senantiasa berubah-ubah, yang tidak pernah memuaskan, adalah derita (viparinama-dukka). Dan pada hakekatnya kehidupan kita ini adalah timbunan dari kelompok-kelompok derita (sankhara-dukkha).

      Derita inilah yang pertama-pertama dihadapkan oleh Sang Buddha kepada kita, yang Beliau kumandangkan sebagai jeritan umat manusia sepanjang masa. Kita tidak boleh menutup mata pada kebenaran tentang adanya penderitaan dalam kehidupan. Kita harus menghadapi dan menyadarinya. kebenaran Ariya yang kedua adalah kebenaran tentang sebab timbulnya penderitaan itu. Sebab itu tidak lain adalah nafsu-nafsu keinginan (tanha). Nafsu keinginan untuk memuaskan rangsangan pikiran dan lima pintu-indria kita, adalah sumber derita. Suatu ketika kekayaan yang dikumpulkan dengan tekun, rumah yang megah bertingkat, habis musnah, karena masuk ke mata, atau masuk ke mulut, atau ke indria-indria lainnya. Inilah nafsu keinginnan indria (kama tanha) yang sangat ganas pada suatu ketika; merupakan sumber derita yang amat dasyat.

      Dalam kehidupan sehari-hari, sering muncul nafsu keinginan untuk senang terus; untuk berbahagia terus, untuk muda terus, untuk hidup terus; dengan bermnaca-macam cara ditempuhnya keinginannya itu. Inipun termasuk nafsu keinginan hidup terus (bhavatanha), merupakan sumber penderitaan juga. Dan , kalau pada suatu ketika usaha gagal, kalau keluarga tidak harmoni, kalau dikejar-kejar penyesalan; timbullah keinginan untuk cepat-cepat meninggal, untuk bunuh diri, untuk memusnahkan hidupnya sendiri; karena beranggapan sesudah kematian tidak ada lagi sesuatu di baliknya. Ini adalah nafsu-keinginan untuk memuaskan hidup ( vibha-tanha), yang menjadikan juga sebab timbulnya penderitaan ini.
      Bahkan penderitaan yang kecil-kecil sampai yang amat mengerikan, seperti misalnya: cekcok rumah-tangga, pertengkaran, penyelewengan,tindak pidanma; sampai peperangan yang menelan korban ribuan umat manusia. Apakah sebabnya?Dimanakah sumbernya? Tidak lain, bersumber dari nafsu-nafsu keinginan. Inilah jawaban yang paling tepat.

      Apakah yang Beliau sampaikan tentang Kebenaran Ariya ketiga? Kebenaran ariya ketiga adalah kebenaran tentang Kebahagian Tertinggi yang mampu dicapai oleh setiap orang. Bila mereka mau, dan mau berusaha dengan tekun, engan penuh semangat, untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaa itu secara mutlak.

      Kebenaran Ariya keempat menuntut penghayatan dari setiap orang. Karena Kebenaran Ariya keempat ini adalah Jalan Agung, Jalan Yang Ampuh untuk melenyapkan sebab-sebab penderitaan. Hingga mereka yang menghayatinya pasti mencapai Kebahagian Tertinggi atau Nibbana. Jalan Keramat itu sesungguhnya hanyalah satu, namun terdiri dari delapan unsur yang tidak bisa dipisah-pisahkan satu dari yang lainnya.Jalan berunsur delapan ini disebut juga Jalan Tengah. Karena Jalan ini tidak berkompromi dengan pendapat yang menganggap bahwa dengaa memenuhi nafsu-nafsu indria kebahagian sejati bisa dicapai; dan juga jalan ini tidak berkompronomi dengan pendapat yang mengatakan bahwa dengan menyakiti atau menyiksa badan jasmani, kebahagiaan bisa tercapai.

      Setiap orang yang melangkahkan kaki di atas Jalan Tengah Keramat harus mengembangkan tiga latihan, yaitu:

      1. SILA
      Sila adalah latihan dari: Ucapan benar, perbuatan benar, dan mata-pencaharian benar. Sila adalah menjaga dan mengendalikan pintu-pintu indria kita. Bila Saudara hidup dengan mempunyai sila yang baik, Saudara menjadi pengawas bagi hidup Saudara sendiri.

      2. SAMADHI
      Samadhi berarti: mengembangkan semua perbuata baik. Berusaha mengerjakan segala sesuatu yang bertalian dengan kebaikan, dengan penuh perhatian dan kesadaran. Berjuang sungguh-sungguh membangun keluarga, masyarakat, nusa dan bangsa. Inilah arti dari mengembangkan latihan Samadhi. Dengan latihan latihan Samadhi, Saudara akan menjadi manusia pembangun yang sejati.

      3. PANNA
      Mengembangkan Panna berarti: mengembangkan kebijaksanaan; yaitu dengan jalan memumpuk pengertian yang benar tentang kehidupan ini, dan menjaga pikiran dari timbulnya keserakahan, kekejaman, dan kekerasa. Mengetahui antara yang benar dan yang tidak benar. Antara yang berguna dan yang tidak berguna. Menyadari bahwa tugas kita belum selesai, kita harus berjuang dengan tekun, dengan gigih, dan ulet. Inilah ynga disebut dengan kebijaksanaan. Latihan dari ketiganya: Sila, Samadhi, dan Kebijaksanaan, adalah latihan melaksanakan Jalan Tengah Keramat yang membawa terbebasnya hidup kita masing-masing dari cengkeraman deria, baik lahir maupun batin. Makna kotbah pertama yang disampaikan oleh Sang Buddha pada hari suci Purnama Siddhi Asahda lebih dari 2500 tahun yang lalu, tetap bergema, tetap segar dan menjiwai hidup kita, laksana terbitnya matahari kemanusiaan.
Disadur dari, "Kumpulan Dhammadesana oleh Sri Paññavaro Thera Jilid I"

Jangan Menaruh Dendam di Hati


Jangan Menaruh Dendam di Hati
oleh Sri Paññavaro MahaThera

Dalam kehidupan ini kita tidak mungkin hidup sendiri. Sebagai anggota keluarga, kita hidup di tengah-tengah anak istri, atau anak dan suami kita. Dalam pekerjaan, kita hidup di tengah-tengah teman-teman kita sekantor, atau ditengah-tengah kawan-kawan kita satu pabrik. Sebagai pelajar, kita hidup di tengah-tengah pelajar atau mahasiswa lainnya. Sebagai anggota masyarakat, kita hidup di tengah-tengah ribuan, bahkan jutaan sesama kita. Memang kenyataan, kehidupan di bumi bukan kehidupan di sorga. Di tengah-tengah lingkungan kita ini, kita tidak bisa membayangkan keharmonian dan ketentraman sampai nanti kita menutup mata. Suatu saat, teman kita sendiri, atau mungkin orang yang tidak kita kenal, berbuat sesuatu yang tidak kita sukai kepada kita.



Apakah di dalam pekerjaan, apakah dalam dunia usaha, apakah sebagai pelajar, bahkan juga di tengah-tengah pengabdian sosial; kita sering mendapat perlakuan yang tidak kita senangi, tetapi juga sering mereka mengganggu, merugikan, dan merusak kita. Dengan seribu satu macam alasan mereka-mereka itu melakukantindakannya kepada kita. Mungkin hanya karena salah faham. Mungkin juga karena kita yang memang salah. Tetapi, juga mungkin, karena iri hati kepada kita. Tidak rela kita menjadi maju, atau tidak setuju kita jadi seperti ini; dan sebagainya, masih banyak lai. kemudian, kita kena makian, kena hinaan. Kena fitnah, kena damprat. Milik kita, mungkin hilang, kita tetipu, atau kadang-kadang diminta dengan paksa. dan masih banyak lagi yang bisa kita lihat di dalam kehidupan kita sendiri, juga pada kehidupan di sekitar kita.

Kalau kita melihat dengan kacamata duniawi, kita memang melihat, bahwa pelaku-pelaku terhadap diri kita ini adalah: si A, si saudaraku B, si suamiku sendiri, si C, si D, si dia, si itu, dan lain-lain. Dalam satu artikel pernah diumpamakan; maka kemudian pikiran kita ini seperti buku telepon yang tebal saja; yang hanya berisi berderet-deret daftar nama-nama orang saja. Nama-nama dari sekian banyak orang yang menjekelkan kita, yang menyakitkan hati kita, yang merusak milik kita. Semua itu adalah orang-orang yang masuk di dalam daftar dendam kita. dan setiap saat, nama-nama itu muncul berganti-ganti menganggu ketenangan hidup kita. Kita ditarik-tarik oleh hawa nafsu untuk membalas kebencian kepada mereka satu-persatu; tidak peduli apakah dia atau kita yang sebenarnya salah.

Kalau pikiran sudah sedemikian itu maka kita akan susah tidur. Susah untuk mempunyai ketenangan di dalam. Kehidupan kita gelisah; mudah tersinggung, dan batin kita menjadi beku. Sebaliknya, kalau kia meletakkan kacamata duniawi, dan memakai kacamata atau lensa Kesunyataan unutk melihat kejadian-kejadian pada diri kita ini, maka pakah yang kita lihat? Yang kita lihat adalah: Apa yang sebenaarnya terjadi! Sesungguhnya bukan sang suami yang menyakiti saya, bukan si dia yang mengikari janji, bukan si A, si B, si C, bukan si ini atau si itu yang membuat semuanya ini terjadi pada diri kita sendiri. Karena kita, semua itu terjadi, menimpa diri kita.

Oleh karena, di dunia di mana pun juga, tidak ada satupun peristiwa, apakah peristiwa menyenangkan,yang terjadi dengan begitu saja. Semua yang terjadi pada kita, itu adalah akibat dari perbuatan kita masing-masing; baik yang kita perbuat pada kehidupan ini, maupun yang telah kita perbuat pada kehidupan kita yang lampau, yang berbuah. Oleh karenanya, jaganlah kita dendam. Apaun yang terjadi pada diri kita, adalah akibat dari perbuatan kita masing-masig. Bukan dibuat oleh orang lain kemudian dilemparkan kepada kita. Bukan! Ini adalah hukum Kesunyataan, hukum karama yang universal.

Jangan menyalahkan, apalagi membenci orang lain, siapa pun juga. Karena, kita harus mengerti, apapun yang terjadi pada kita itu, adalah apa yang harus kita terima adalah akibat dari perbuatan kita masing-masing. Itulah keadaan kita yang sesungguhnya kalau kita mau melihatnya dengan kacamata Kesunyataan, dengan Kesunyataan dengan kacamat Dharma. Kemudian timbul satu pertanyaan. Lalu bagaimana sikap kita pada mereka yang mengganggu ketentaman kita? Bagaimankah tindakan kita pada mereka yang berbuat jahat pada kita? Apakah kita harus toleran terhadap mereka? Dan apakah mereka itu tidak membuat karma jelek baru? Sikap untuk menyadari, bahwa apapun yang menimpa kita adalah akibat dari perbuatan jelek kita sendiri, yang memang harus kita terima; adalah sikap kita yang pertama.

Tetapi, bukan berarti hanya pertama itu saja kemudian kita berhenti. Langkah pertama untuk menyadari bahwa yang terjadi pada kita adalah akibat dari karma kita masing-masing, adalah sikap berpikir yang amat penting. Oleh karena dengan menyadari hal itu, kita tidak akan menaruh dendam pada mereka-mereka yang berbuat jahat ada kita. Dan kalau rasa dendam ini berusaha kita atasi, maka usah baik yang tulus. Karena kalau rasa dendam yang membakar dada kita belum kita atasi lebih dahulu, maka semua nasehat kita, petunjuk-petunjuk kita, untuk mereka menjadi pelampiasan dendam dan benci kepada mereka.

Dan juga, sesungguhnya kita harus kasihan melihat mereka yang berbuat jahat; baik berbuat jahat kepada kita maupun kepada orang lain. Mengapa kita kasihan, dan kemudian membantu mereka supaya mereka jangan melanjutkan atau mengulangi perbuatan-perbuatan jahat itu lagi? Kita kasihan, karena kita mengerti, bahwa mreka yang berbuat jahat itu, pada suatu saat, pasti, memetik penderitaan sebagai akibatnya. Ini adalah hukum Ilahi. Hukum Karma yang universal.

Kalau seadainya hukum Karma itu tidak ada, maka tidak ada gunanya kita menghindari kejahatan. Kalau seandainya hukum Karma itu tidak ada, tidak ada gunanya undang-undang ynag mengatur manusia, supaya tidak berbuat jahat. Hukum Karma adalah Kesunyataan Universal. Kita harus menerima akibat dari setiap perbuatan kita. Apakah kita lupa pada perbuatan kita, apakah kita mengharap buahnya atau tidak; akibat dari setiap perbuatan pasti datang pada kita.

Oleh karena itu, marilah kita bertekad untuk meiuhurkan bangsa dan negara kita ini dengan banyak berbuat baik. Jangan kita menjadi anggota masyarakat yang suka berbuat jahat. karena selain merugikan orang lain, kejahatan itu akan menghancurkan kita sendiri. Dan kita semua, satu persatu, tidak ada yang ingin hidupnya hancur. Dalam Samyutta Nikaya dicatat kata-kata Kesunyataan sang Buddha yang sangat terkenal :

"Yadidam vaphate bijam, tadisam labhate phalam,
Kalyanakari ca kalyanam, papakari ca papakam."
Artinya :

"Sesuai dengan bibit yang disebar
Begitulah buah yang kan dipetik
Pembuat kebaikan akan memetik kebaikan
Pembuat kejahatan akan memetik kejahatan."

Demikian juga dalam Dharmmapada 110, Sang Budddha mengatakan:

"Mereka yang hidup seratus tahun, berbuat jahat dan tidak mengendalikan diri, maka hidup sehari saja adalah lebih baik bagi orang yang mempunyai sila dan selalu sadar."

Jangan kita main tipu, jangan kita main clurit, main bajak, atau main paksa; hanya untuk mencari harta. Seorang yang mengerti,akan mempunyai sikap hidup demikian: Lebih baik kita hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan; seperti yang telah dianjurkan oleh setiap ajaran agama, dan juga oleh Pemerintahan kita. Hendaknya kita hidup sederhana, tidak berlebih-lebihan, tetapi mempunyai moral dan ahlak yang biak. dari pada hidup dengan harta berlebihan tetapi banyak kejahatan yang diperbuat.

Pada suatu saat, nanti tengah malam, besok atau beberapa tahun kemudian, kita semua akan mati. Setelah kematian, bukan harta yang mengikuti kita, tetapi perbuatan kita yang akan selalu ikut ke mana kita pergi; baik perbuatan-perbuatan yang baik maupun perbuat-perbuatan yang jelek.

Kalau kita mengerti hukum karma, merenungkan hukum Karma, dan yakin pada hukum Karma, maka kita akan takut berbuat jahat. Takut pada akibat berbuat jahat. Takut pada akibat kejahatan. Karena akibat kejahatan itu adalah kehancuran bagi kita sendiri.

Bahkan, kalau kita berpikir lebih jauh, maka kan kita lihat jelas lagi. Kalau kita berbuat jahat pada satu orang, bukan hanya satu orang itu saja yang kita rugikan. Mereka yang lain kan ikut merasa takut, merasa khawatir. Mereka khawatir, jangan-jangan pada kesempatan lain kita berbuat jahat seperti itu kepada mereka. Kehadiran kita membuat rasa tidak aman bagi banyak orang. Tetapi sebaliknya, kalau kita mengendalikan hawa nafsu kita, tiadak berbuat jahat, mempunyai moral baik, menjalankan sila dengan baik, bisa dipercaya, tidak menipu; itu berarti kita sudah nmemberikan kepada mereka.Abhaya dana: Rasa aman. Rasa aman ini diperlukan setiap orang, termasuk kita masing-masing.

Dengan pengertian hukum Karma yang merasuk, merasuk sampai ke tulang sumsum kita; mendarah mendaging pada hidup kita, kita akan bersemangat dalam perbuatan baik. Perbuata baik yang luhur dan tulus. Karena kita mengerti benar, bahwa kebaikan akan membawa kebahagian, keharmonian, dan kedamaain; bagi banyak orang, maupun bagi masing-masing kita. Damai di luar, dan juga damai di dalam batin.

Akhirnya, sekali lagi, mari kita bertekad: Jaganlah kita menaruh dendam pada siapapun juga. Berusaha sungguh-sungguh menyadari bahwa, apapun yang terjadi pada kita adalah akibat dari karma kita masing-masing. Kemudian, berusaha sebanyak mungkin menambah dan mengisi terus kehuidupan ini dengan kebaikan.

Disadur dari, "Kumpulan Dhammadesana oleh Sri Paññavaro Thera Jilid I"

Selasa, 05 Februari 2013

Pesan Dari Kamar

Langit2 kamar berpesan: bercita2lah setinggi mungkin,

jam dinding berkata: tiap detik berharga,

cermin bilang: berkacalah sblm bertindak,

kalender berbisik: jgn menunda sampai bsk,
pintu berteriak: dorong yg keras pergi dan berusaha,

tapi tiba2 lantai berbisik: berlutut dan rendah hatilah krn kunci kesuksesan kita hrs d mulai dgn pikiran dan hati yang bersih





Sent from BlackBerry® on 3

Buah Kebajikan yang Wajib dicoba

Mari Kita Makan 10 Buah Kebajikan Setiap Hari

1. MARKISA (Mari Kita Sabar)

2. STRAWBERRY (Selalu Taat Rajin Memberi)

3. SALAK (Selalu Baik Dalam Bertindak)

4. JERUK (Jangan Berbuat Buruk)

5. PISANG (Pantang Iri, Sombong, dan Angkuh)

6. ANGGUR (Anda Gemar Bersyukur)

7. MELON (Menolong Orang Lain)

8. TOMAT (Tobat Maksiat)

9. TALAS (Tak Ada Kata Malas)

10. MENTIMUN (Menuntut Ilmu Tidak Banyak Melamun)

SELAMAT MENIKMATI BUAH-BUAHAN TERSEBUT...



Sent from BlackBerry® on 3

Renungan Singkat Inti Kehidupan

Renungan Hidup


Kau ingin pria sempurna,
jadilah wanita yg sempurna
terlebih dulu... pun sebaliknya..

Jika kau ingin istri yang sempurna, jadilah terlebih dahulu suami yang sempurna.....

Jika kau ingin anak yang sempurna, jadilah orang tua yang sempurna....

Kau menarik persis seperti dirimu...

Dan oleh karenanya, pilihlah terus merubah, meningkatkan dan memperbaiki diri sendiri setiap waktu dari pada mengharapkan orang lain/lingkungan berubah...

dan selalu mengingat hal ini, "Jangan berharap sesuatu yang lebih baik, berharaplah anda yang lebih baik"

Menuntut, menyalahkan org lain adalah memposisikan diri sebagai korban dan habislah energi kita, namun memilih mengerti, mengubah diri dan meningkatkan diri sendiri barulah bisa memperbaiki semuanya.



Sent from BlackBerry® on 3

Senin, 04 Februari 2013

Habislah Semua

Alkisah, ada seorang pria muda yang mengalami stres berat karena bisnisnya gagal.

Ia pergi ke rumah seorang tua bijak kenalannya untuk minta petunjuk.
"Semua yang saya rintis dari awal, lenyap seketika. Uang tabungan saya menguap begitu saja! Hidup ini tidak ada artinya lagi,HABISlah saya!" Kata pemuda itu sambil tertunduk lesu.

Setelah mendengarkan semua keluh kesah si pemuda,
orang tua itu kemudian bertanya kepadanya, "Apakah Anda masih bisa melihat saat ini? Apakah tangan dan kaki Anda masih bisa digerakkan?"
"Sangat bisa pak."
"Apakah Anda masih bisa berpikir?" Lanjut orang tua itu
"Masih bisa pak", jawab si pemuda.

"Kalau begitu, kamu BELUM habis !
Masih TERSISA begitu BANYAK aset BERHARGA lain yang kamu miliki."

Lalu ia bertanya lagi, "Ketika Anda dilahirkan, apakah sudah langsung memiliki uang?"
"Tidak."
"Apakah Anda akan membawa uang Anda ke liang kubur pada saat meninggal nanti ?"
"Tidak!"
"Jadi sebenarnya tidak ada yang habis kan?" sahut orang tua bijak itu dengan yakin.

Sahabat......
sungguh luar biasa, saat kita menghadapi kemunduran ataupun kerugian, janganlah merasa bahwa semuanya telah habis, tidak ada yang habis di dalam hidup ini kecuali harapan untuk melakukan perubahan.

Mari berjuang kembali dengan semangat dan strategi baru dengan keyakinan bahwa selalu ada jalan keluar bagi orang yang berjuang dengan "Sepenuh Hati", niscaya kesuksesan pasti bisa diraih kembali.



Sent from BlackBerry® on 3

Mencari Kebahagiaan

"MENCARI KEBAHAGIAAN"

Seorang komisaris bank yg kayaraya, punya segala-galanya, tapi merasa hidupnya tidak berbahagia, hampa dan kosong.

Lalu pd suatu hari seorang sahabatnya mengajaknya kesebuah panti asuhan agar hatinya bisa tentram, damai, & bahagia. Akhirnya sang komisaris pun mengikuti sahabatnya itu.

Namun setelah selesai acara, hati sang komisaris masih belum bahagia.
Ia pun melangkah ke arah mobilnya dgn lesu. Tetapi baru saja kakinya melangkah ke luar pintu pagar panti asuhan, tiba2 seorang anak perempuan kecil menarik tangannya.
"om mau pulang ya"
"Iya, nak" jawab sang komisaris sambil tersenyum
"Om boleh gak aku minta sesuatu ke Om?" Tanya anak kecil yg bernama Nanda itu.
"Boleh.."
"Tapi..aku takut gak boleh sama om".
Sang komisaris tersenyum. Ia orang kaya, apa yg tdk bisa dibelinya...
Apalagi utk anak yatim piatu yg lugu ini, pastilah permintaannya akan dipenuhi.
"Memangnya Nanda mau minta apa?" tanya sang komisaris sambil memegang tangan Nanda
"Om..Nanda minta, Nanda pengen manggil Ayah ke Om, boleh gak?"
Sang komisaris kaget.Tenggorokannya terasa tercekat. Sebuah permintaan yg tidak pernah diduganya. Ternyata bkn boneka yg diminta Nanda, bukan jg uang, hanya sebuah sebutan 'ayah'. Tanpa terasa hatinya bergetar hebat
"Boleh. Nanda boleh panggil ayah ke Om".
"Makasih..ayah. Kpn,ayah dtg lg? Nanda boleh minta lagi ke ayah?"
"Boleh, sayang, Nanda mau minta apa?"
"Nanda minta, kalo ayah dtg lg kesini, bawa foto ayah ya..Nanda mau simpan dikmr Nanda. Jd kalo Nanda kangen sama ayah, Nanda bs cium foto ayah"
Sang komisaris mengangguk, dgn berlinang air mata sang komisaris memeluk erat & berkata, "besok ayah dtg lg kesini. akan ayah bawakan foto ayah & akan sering datang ketemu sama Nanda".
Hati sang komisaris pun sangat BAHAGIA.

Ternyata bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yg KITA MILIKI utk org lain, meski hanya sebuah ungkapan "CINTA" yg sederhana.



Sent from BlackBerry® on 3