Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Sabtu, 28 September 2013

Amitabha Sutra

Amitabha Sutra
Demikianlah yang telah kudengar : Pada suatu saat Hyang Buddha berdiam di Sravasti pertapaan Jeta Taman Anthapindika bersama serombongan Bhiksu yang berjumlah seribu dua ratus lima puluh yang semuanya Arahat yang di kenal oleh semua orang seperti Sesepuh Sariputra : Mahamaudgalyayana, Mahakasyapa, Mahakatyayana, Mahakausthila, Revata, Suddhipanthaka, Nanda, Ananda, Rahula, Gavampati, Pindolabharadvaja, Kalodayin, Mahakaphina, Vakkula, Aniruddha, dan beserta Siswa-siswa terkemuka lainnya ; dan para Bodhisattva Mahasattva, Manjusri Pangeran Dharma, Ajita Bodhisattva, Gandhastin Bodhisattva, Nityodyukta Bodhisattva, dengan para Bodhisattva Mahasattva lainnya ; dan dengan Sakra, Indra atau Raja para dewata yang tak terhingga jumlahnya.

Pada saat itu Hyang Buddha bersabda kepada sesepuh Sariputra : Sebelah Barat dari sini melewati ratusan ribu Koti negeri Buddha, terdapat sebuah alam yang bernama Sukhavati. Ada seseorang Tathagata yang bernama Amitabha. Kini beliau tengah mengajarkan Dharma.

Sariputra, apakah sebabnya alam itu disebut Sukhavati ?

Karena di alam Sukhavati tiada lagi penderitaan bagi makhluk-makhluk yang hidup di sana ! Sumber kebahagiaan tak terhingga banyaknya, oleh sebab itu disebut Sorga Sukhavati. Dan lagi, oh, Sariputra ! Di Sorga Sukhavati terdapat tujuh tingkat Veranda dengan tujuh tirai rajutan, tujuh baris jajaran pohon, semua terbentuk dari empat macam mustika. Karenanya negeri itu disebut kebahagiaan sempurna. Lagi pula Sariputra, di alam Sukhavati terdapat tujuh kolam permata berisi air yang memiliki delapan sifat kebaikan. Dasar kolam penuh dengan hamparan pasir emas, keempat sisinya terdapat tangga yang terbuat dari : emas, perak, batu lazuardi dan batu kristal, di atas terdapat pagoda-pagoda yang terhias emas, perak, beryl, kristal, Musaragarbha batu-batu akik, indung mutiara. Di kolam-kolam terdapat bunga teratai sebesar roda pedati, berwarna hijau dengan kemilau hijaunya, berwarna kuning dengan kemilau kuningnya, berwarna merah dengan kemilau merahnya dan berwarna putih dengan kemilau putihnya, lembut, menakjubkan, indah dan murni. O Sariputra, demikianlah negeri Buddha itu dihiasi dengan pahala dan kebajikan yang indah, megah dan agung, lagipula Sariputra, di negeri Buddha ini senantiasa terdengar musik surgawi dan tanahnya kuning emas. Dalam enam periode sehari semalam, turun hujan bunga-bunga Mandrawa. Tiap makhluk di negeri ini, sepanjang pagi yang cerah dengan jubahnya mengumpulkan bunga dan mempersembahkannya kepada beratus ribu koti Buddha dari penjuru lain. Pada waktu makan mereka kembali ke negeri mereka masing-masing, dan usai makan mereka istirahat. O Sariputra, di negeri kebahagiaan sempurna. Dengan pahala dan kebajikan terhias indah, megah dan agung. Lagipula Sariputra, di negeri ini selalu ada burung-burung beraneka warna nan indah dan langka, burung seriap putih, merak, kakaktua, bangau putih kecil, kalavinka dan burung berkepala dua. Kumpulan burung ini bernyanyi dalam enam periode sehari semalam dengan suara merdu dan harmonis. Suara mereka yang jernih dan riang membabarkan lima akar kebajikan. , tujuh bagian bodhi, delapan jalan suci dan Dharma-dharma lain. Bila makhluk di negeri itu, mendengar suara-suara ini mereka bersama-sama ingat akan Buddha, ingat akan Dharma dan ingat akan Sangha.

O, Sariputra , janganlah mengira bahwa burung-burung ini lahir akibar pelanggaran karma mereka karena alasan apakah? Di negeri ini tidak ada tiga jenis kelahiran sesat. O, Sariputra di negeri Buddha ini bahkan nama-nama tiga jenis kelahiran sesat tidak ada.

Bagaimana sebenarnya ?

Kumpulan burung ini semuanya diciptakan melalui penjelmaan oleh Amitabha Buddha agar suara Dharma tersiar luas. O, Sariputra , di negeri Buddha itu, ketika semilir angin berhembus, barisan pohon-pohon permata dan tirai-tirai permata menimbulkan suara-suara lembut dan indah. Laksana seratus ribu jenis musik dialunkan pada saat yang sama. Mereka yang mendengar suara ini dengan sendirinya ingat akan Buddha, ingat akan Dharma, ingat akan Sangha. O, Sariputra, negeri Buddha itu dihiasi dengan pahala dan kebajikan terhias indah, megah dan agung.

O, Sariputra apa yang kau pikirkan? Mengapa Buddha ini disebut Amitabha?

O Sariputra, kemilau cahaya Buddha ini tak terhingga menerangi sepuluh penjuru dunia tanpa halangan. Oleh karenanya disebut Amitabha lagipula O Sariputra, kehidupan Buddha ini dan rakyatnya mencapai kalpa Asankhyeya, tiada terbatas tiada terhingga. Oleh karenanya disebut Amitabha. O Sariputra sejak Amitabha mencapai tingkat kebuddhaan sepuluh kalpa telah berlalu. Lagipula Sariputra, Buddha ini mempunyai siswa-siswa pendengar suara tak terhingga, tak terbatas. Semua arahat, jumlah mereka tak dapat dihitung demikian pula kumpulan Bodhisattva. O Sariputra, demikinlah adanya negeri kebahagiaan sempurna dengan pahala dan kebajikan terhias, megah dan agung. Lagipula Sariputra, di negeri kebahagiaan sempurna makhluk hidup yang lahir semuanya Avaivartika. Di antara mereka banyak yang dalam kehidupan ini mencapai tingkat kebuddhaan, jumlah mereka sangatlah banyak tidak dapat dihitung dan hanya dapat disebut Kalpa Asankhyeya. Yang tiada terbatas, tiada terhingga.

O, Sariputra mahluk hidup yang mendengar ini seyogyanya berikrar agar dilahirkan dinegeri itu, mengapa demikian ?

Agar mereka yang berhasil adalah orang yang suci dan saleh semua berkumpul bersama-sama di satu tempat. O, Sariputra seorang tidak boleh kurang dalam perbuatan-perbuatan baik, berkah, kebajikan dan hubungan penyebab untuk mencapai kelahiran dinegeri itu. Sariputra, kalau ada seorang lelaki berbudi dan wanita berbudi, mendengar nama Amita Buddha danmemanjatkan nama itu baik selama satu hari, dua hari, tiga hari, empat hari, lima hari, enam hari, tujuh hari, dengan sepenuh hati dan tanpa gangguan, bila orang itu mendekati akhir hayatnya, Amita Buddha berserta para orang suci akan muncul dihadapannya. Ketika akhir hayatnya tiba hatinya tidak goyah, ia akan terlahir di negeri kebahagiaan sempurna Amitabha Buddha Sariputra, karena aku melihat manfaatnya maka ku-ucapkan kata-kata itu. Jika mahluk hidup mendengar ucapan ini, mereka seharusnya berikrar untuk lahir di negeri itu.
O Sariputra, sebagaimana aku sekarang memuji manfaat yang tak terkira dari jasa dan kebajikan Amitabha Buddha, demikian juga ditimur ada Aksobhya Buddha, Merudhvaja Buddha, Mahameru Buddha, Meruprabhasa Buddha, Sughosa Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga. Di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi Trisuhhasra Mahasahasra loka datu dengan kata-kata tulus dan nyata. Semua mahluk hidup patut percaya, memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa dan kebajikan yang tak terkira dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini.
O Sariputra, di dunia sebelah selatan ada Chandrasuryapradipa Buddha, Yasahprabha Buddha, Maharciskamdha Buddha, Merupradipa Buddha, Arantavirya Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga di negeri-Nya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu dengan kata tulus dan nyata semua mahluk hidup, patut percaya, memuji dan mengingat dengan teguh khidmat akan jasa kebajikan yang tak terkira dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini.
O Sariputra di dunia sebelah Barat, ada Amitayus Buddha, Amitaskhamdha Buddha, Amitadhavaja Buddha, Mahaprabha Buddha, Maharasmiprabha Buddha, Maharatnaketu Buddha, Suddharasmi Buddha dan Buddha-Buddha lainnya, yang tak terhingga seperti pasir-pasir di sungai Gangga dinegerinya masing-masing, mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang. Menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu, dengan kata tulus dan nyata semua makhluk hidup patut percaya memuji dan mengingat dengan teguh, khidmat akan jasa kebajikan tak terkirakan dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini.
O Sariputra didunia sebelah utara ada Maharciskamdha Buddha, Dumdubhisvaranirghosa Buddha, Duspradharsa Buddha, Adityasambhava Buddha, Jalemiprabha Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tidak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi Trisuhasra mahasahasra loka datu dengan kata-kata tulus dan nyata. Semua mahluk hidup patut percaya memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa kebajikan tak terkira dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini, Sariputra di dunia sebelah bawah (nadir ) ada Simha Buddha, Yasas Buddha , Yasahprabha Buddha, Dharma Nuddha , Dharmadhvaja Buddha, Dharmadhara Buddha dan Buddha-Buddha liannya yang tidak terhingga seperti butiran pasir di sungai Gangga di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah yang maha luas dan panjang menutupi trisuhasra mahasahasra loka datu dengan kata kata tulus dan nyata semua makhluk hidup patut percaya memuji dan mengingat dengan teguh, akan jasa kebajikan tak terkirakan dari sutra yang di karuniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini di dunia sebelah atas (zenit) ada Brahmaghosa Buddha, Naksatraraja Buddha, Gamdhottama Buddha, Gamdhaprabhasa Buddha, Maharciskamdha Buddha, Ratnakusumasampuspitagatra Buddha, Sa lendraraja Buddha, Ratnotpalasri Buddha, Sarvarthadarsa Buddha, Sumerukalpa Buddha dan Buddha-Buddha lainnya yang tak terbilang seperti butiran pasir. Di sungai Gangga, di negerinya masing-masing mengemukakan penampilan lidah maha luas dan panjang menutupi trisuhasra Mahasahasra loka datu. Dengan kata-kata tulus dan nyata, semua makhluk hidup patut percaya, memuji dan mengingat dengan teguh akan jasa kebaikan tak terkirakan dari sutra yang dikaruniai dan dilindungi oleh semua Buddha ini.

O Sariputra, Apa yang kau pikirkan ? Mengapa sutra ini disebut sutra yang dikaruniai dan dilindungi semua Buddha ?

O Sariputra, kalau seorang lelaki berbudi atau wanita berbudi mendengar sutra ini dan mengucapkannya serta mendengar nama-nama semua Buddha ini. Lelaki berbudi atau wanita berbudi ini akan menjadi orang yang ingat akan Buddha dan dilindungi oleh semua Buddha dan tidak akan gagal mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Sebab itu Sariputra, kalian semua patut percaya dan menerima kata-kataku dan ucapan semua Buddha. Sariputra, kalau ada orang yang telah berikrar yang sedang berikrar atau yang akan berikrar: "Aku berhasrat lahir si negeri Amitabha". Orang-orang ini semua tidak akan gagalmencapai Annutara Samyak Sambodhi. Apakah dia lahir pada masa lampau, sekarang atau pada masa yang akan datang. Sebab itu Sariputra semua laki-laki berbudi dan wanita berbudi. Jika mereka orang-orang yang memilik keyakinan, seyogyanya berikrar untuk lahir di negeri ini. O Sariputra sebagaimana Aku memuji jasa dan kebaikan semua Buddha, semua Buddha juga memuji jasa dan kebajikanKu yang tak terkirakan, dengan mengucapkan kata-kata : "Sakyamuni Buddha dapat melasanakan secara luar biasa perbuatan-perbuatan sulit di dunia saha, dikurun kejahatan dari lima kekeruhan diantara kekeruhan kalpa, kekeruhan pandangan, kekeruhan penderitaan, kekeruhan makhluk hidup dan kekeruhan kehidupan. Ia dapat mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Demi makhluk hidup, membabarkan Dharma. Ini yang diseluruh dunia sulit dipercaya, Sariputra. Kamu seharusnya mengerti bahwa Aku, dikurun kejahatan dari lima kekeruhan mempraktekkan perbuatan yang sulit ini, mencapai Annuttara Samyak Sambodhi. Demi semua dunia kuucapkan Dharma yang sulit dipercaya ini, benar-benar sulit untuk dipercaya."

Setelah Hyang Buddha mengucapkan sutra ini, Sariputra dan semua Bhiksu, semua dewa manusia dan para Asura dan yang lain-lain dari dunia, mendengar apa yang telah Hyang Buddha sabdakan menyambut dengan sukacita, menyembah dengan sujud dan mohon diri.

Jumat, 27 September 2013

SUTRA KARMA (SUTRA TENTANG PERBUATAN)

SUTRA KARMA
SUTRA TENTANG PERBUATAN

Sutra ini merupakan salah satu ajaran Hyang Buddha yang menerangkan tentang hukum karma, tentang sebab musabab semua perbuatan kita yang berlaku, baik dulu, sekarang maupun yang akan datang di dalam kehidupan kita masing-masing.
Ketika Hyang Buddha berada di kota Rajagaha, 1250 orang Arahat datang berkumpul bersma para mahkluk lainnya. Pertemuan para Arahat tersebut dinamakan Caturangasannipata, mereka berkumpul di Veluvanarama (Vihara Hutan Bambu) dan waktu itu tengah hari pada saat purnama-sidhi di bulan Magha. waktu itu, Yang Mulia Ananda datang mendekati Hyang Bhagava. ia memberi hormat dengan beranjali dan mengelilingi Hyang Buddha tiga kali (berpradaksina). Setelah memberi hormat ia dengan sopan duduk di satu sisi. kemudian Yang Mulia Ananda berkata kepada Hyang Bhagava :
"Guru, mengapa semua makhluk yang dilahirkan selalu dicengkeram oleh dukkha (derita) seperti lobha (keserakahan), dosa (kebencian), moha (ketidaktahuan), tidak menghormati Buddha Dhamma. tidak berbakti kepada orang tua, tidak bermoral, tidak menjalankan sila. Generasi ini menjadi kacau seperti benang kusut. rumput munja dan gelabah. sehingga tidak dapat terbebas dari apaya (alam neraka), duggati (alam binatang), vinipata (alam keruntuhan) dan samsara (lingkaran tumimbal lahir).
Banyak di antara mahkluk itu terlahir tuli, buta, bisu, idiot, cacat dan lainnya, saling bersaing, saling merugikan, saling memusuhi, saling membenci, saling membunuh, saling berbuat jahat dan tidak adil. Bagaimana kita dapat mengerti rahasia kesunyataan (sebab musabab) apa yang tersembunyi di balik kenyataan hidup ini. dan apakah akibat buruk dari setiap perbuatan jahat yang dilakukan oleh manusia ?
Semoga Guru berkenan menjelaskan kepada kami sebab musabab dari semua perbedaan-perbedaan ini yang menyebabkan timbulnya keragu-raguan terhadap keadilan dan kebenaran !".
"Ananda, perhatikan dengan baik, Aku akan menerangkan tentang Hukum Karma. sebenarnya, segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan ini dikarenakan akibat dari karma lampau yang berbuah, yang diwariskan dari perbuatan pada kehidupan yang lampau, Karma lah yang menyebabkan perbedaan-perbedaan dalam alam kehidupan ini, ada yang kaya, ada yang miskin, ada yang bahagia, ada yang menderita, ada yang sempurna, ada yang cacat, ada yang dipuji dan ada yang terhina.
Kemudian Hyang Bhagava melanjutkan dengan mengucapkan syair di bawah ini :
"Segala sesuatu sudah ditentukan oleh karma lampau. percaya dan tekun mengamalkan Sutra ini akan membawa kebahagiaan dan keberhasilan yang tiada taranya.
O, para bhikkhu, Aku akan membuat syair contoh untukmu. karena dengan contoh maka orang-orang pintar akan dapat mengerti makna dari apa yang dikatakan.
Membangun Vihara, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membangun vihara" membuat ia mendapat kedudukan terhormat (tinggi)
Membangun jalan dan jembatan, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membangun jalan dan jembatan" membuat ia mendapat keselamatan dalam perjalanan serta memiliki kendaraan yang bagus
Berdana jubah, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memberi jubah untuk bhikku" membuat ia memiliki cukup sandang serta berpakaian bagus
Berdana makanan dan minuman, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memberi makanan dan minuman untuk orang miskin" membuat ia kaya
Berdana untuk Bhikkhu, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memberi untuk keperluan Bhikkhu" membuat ia memiliki rumah mewah
Kikir dan tidak mau berdana, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke alam setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "kikir dan tidak mau berdana" membuat ia miskin
Membangun sekolah dan rumah sakit, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membangun sekolah dan rumah sakit" membuat ia hidup sukses dan bahagia
Memuja Hyang Buddha, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memuja Hyang Buddha dengan bunga" membuat ia memiliki wajah yang rupawan
Tekun membaca paritta dan melaksanakan Sila, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "tekun membaca paritta dan melaksanakan sila" membuat ia cerdas dan bijaksana
Membabarkan Dharma, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "meyebarkan Dharma dalam Dharmasala" membuat ia mendapatkan isteri yang cantik dan berbudi.
Menghias Altar, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menghias altar Hyang Buddha dengan macam-macam dekorasi, hiasan yang bagus dan pantas" membuat ia sukses dalam perkawinan
Menolong orang sebatang kara, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam Brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menghormati dan menolong orang sebatang kara" membuat ia memiliki orang tua yang baik
Membunuh makhluk hidup, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membunuh makhluk hidup" membuat ia pendek umur
Mencuri, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mengambil barang milik orang lain" membuat ia kehilangan barang-barangnya
Berzinah, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "melakukan hubungan seks yang tidak diperkenankan" membuat ia dimusuhi lingkungannya.
Berdusta, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berdusta" membuat ia sering mendapat tuduhan palsu
Bergossip, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "sering menceritakan keburukan orang lain" membuat ia ditingggalkan oleh kawan-kawannya
Berkata kasar, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berkata kasar" membuat ia sering menerima kata-kata yang tidak menyenangkan
Mengobrol kosong , O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mengobrol kosong" membuat ia tidak dapat berbicara dengan jelas
Berburu, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berburu binatang" membuat ia menjadi yatim piatu
Melepas Binatang, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membebaskan binatang yang tertangkap orang" membuat ia memiliki anak yang sukses
Menolong hidup makhluk lain, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menyelamatkan nyawa makhluk lain" membuat ia panjang umur dan bahagia
Merusak lingkungan, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "merusak hutan, tanaman, tumbuhan bunga" membuat ia tidak mempunyai keturunan
Memperkosa, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memperkosa anak, isteri orang lain" membuat ia hidup sengsara dan kesepian
Meniup lilin altar, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "tidak mengenal rasa hormat dan dengan sengaja meniup lilin atau lampu altar Hyang Buddha" membuat mulutnya menjadi cacat
Menghina suami, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menghina dan memukul suami" membuat ia menjadi janda
Lupa Budi, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "melupakan budi dan jasa orang lain" membuat ia menjadi budak (kuli)
Menyeleweng, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menyeleweng dengan istri atau suami orang lain" membuat ia hidup kesepian
Menyesatkan orang, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menyesatkan orang dengan bacaan porno" membuat matanya jadi buta
Berdana minyak lampu, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berdana minyak lampu untuk altar Hyang Buddha" membuat ia dikaruniai mata yang indah dan terang
Mencaci maki orang tua, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mencaci maki orang tua " membuat ia menjadi bisu dan tuli
Memukul orang tua, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memukul orang tua" membuat tangannya cacat
Menertawakan siswa Hyang Buddha, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menertawakan siswa Hyang Buddha dan tidak menghormati Buddha Dharma" membuat punggungnya bongkok
Menodong dan merampok, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menodong dan merampok" membuat ia berkaki cacat
Tidak membayar hutang, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "tidak membayar hutang" membuat ia terlahir kembali menjadi kerbau atau kuda
Menipu, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menipu dan mencelakakan orang lain" membuat ia terlahir kembali menjadi babi atau anjing
Berbuat kejam dan sadis, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berbuat kejam dan sadis" membuat ia hidup lama di penjara
Meracuni makhluk lain, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "meracuni makhluk lain" membuat ia mati keracunan
Menolong orang sakit, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke sorga, ke alam dewa, atau ke alam brahma. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memberi obat menolong orang sakit atau luka" membuat ia selalu sehat
Memfitnah, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memfitnah dan mengadu domba" membuat ia muntah darah
Tidak setia, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "tidak setia dan berkhianat" membuat ia hidup sengsara dan menyedihkan
Minum minuman keras, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "minum-minuman keras" membuat ia mabuk, ketagihan dan tidak dihormati orang
Membuat makhluk lain mati kelaparan, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "membuat makhluk lain mati kelaparan" membuat ia menjadi mati kelaparan
Menghina orang miskin, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menghina orang miskin" membuat ia berbadan cebol dan jelek
Mendengarkan Dharma dengan kurang perhatian, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "mendengarkan Dharma dengan kurang perhatian" membuat ia menjadi tuli
Menyiksa binatang, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menyiksa binatang" membuat badannya korengan dan bisulan
Iri hati, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "iri hati dan cemburu akan kesuksesan dan kebahagiaan orang lain" membuat ia kesepian, bau busuk dan korengan
Sumpah palsu, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "sumpah palsu" membuat ia mati disambar geledek, petir atau api.
Memuja Hyang Buddha dengan daging, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "memuja Hyang Buddha dengan daging" membuat ia menderita penyakit kulit
Berdagang dengan tidak jujur, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berdagang dengan tidak jujur" membuat ia menderita penyakit korengan
Berburu dengan tali atau jala, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "berburu binatang dengan tali atau jala " membuat ia mati tergantung
Bermusuhan, benci dan dendam, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "bermusuhan, benci dan dendam" membuat ia mati digigit binatang (jelmaan dari musuhnya)
Menggugurkan kandungan, O bhikkhu, menganjurkan, melakukan sendiri, dan sering diperbuat, akan membawa orang ke neraka, ke alam binatang, atau ke setan. Bahkan sekurang-kurangnya, akibat dari "menggugurkan kandungan" membuat ia tidak dapat melahirkan
Apapun yang kita lakukan akan kembali kepada kita, jadi terimalah segala pahala maupun pembalasan terhadap diri kita. jangan mengira kejahatan yang kita lakukan tidak akan ada akibatnya. akan terbukti dan dialami sendiri dalam kehidupan ini atau kehidupan mendatang.
Kalau tidak percaya berkah dari melaksanakan Buddha-Dharma. lihatlah kebahagiaan yang dinikmati oleh para siswa Sang Buddha. Karma kehidupan lalu menentukan pahala kehidupan sekarang. Karma kehidupan sekarang akan menentukan kehidupan mendatang.
Bagi orang yang tidak percaya ajaran Karma, akan jatuh terlahir di alam-alam rendah.
Bagi orang yang menghayati dan mengamalkan ajaran Dhamma ini, akan terlahir di alam-alam sorga.
Bagi orang yang menyebarluaskan Sutta ini, akan menjadi maju dan jaya.
Bagi orang yang mencetak Sutta ini, Kehidupannya akan sukses dan dihormati.
Bagi orang yang menyimpan Sutta ini, akan terlindung dari malapetaka.
Bagi orang yang mengkhotbahkan ajaran Dharma ini, dalam kehidupannya akan sukses dan cerdas.
Bagi orang yang membacakan Sutta ini kepada orang lain, akan dihormati dan dicintai orang banyak.
Jika karma tidak berakibat, mengapa Bhikkhu Moggallana bertekad menolong ibunya dari penderitaan alam neraka ?
"Begitulah Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah umur pendek karena suatu sebab tertentu ?", Engkau harus menjawab : "Ya". Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab umur pendek itu ?", Engkau harus menjawab :"Membunuh makhluk hidup, kejam dan gemar memukul dan membunuh, tanpa mempunyai rasa kasihan kepada makhluk hidup adalah sebab umur pendek. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal lahir, maka umurnya akan pendek."
"Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah menderita banyak penyakit karena suatu sebab tertentu ?", Engkau harus menjawab : "Ya". Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab menderita banyak penyakit itu ?", Engkau harus menjawab :"Menyakiti makhluk lain dengan menggunakan tinju, batu, tongkat atau senjata, gembira melihat makhluk lain menderita adalah sebab menderita banyak penyakit. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal lahir, ia akan menderita banyak penyakit."
"Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah rupa buruk karena suatu sebab tertentu ?", Engkau harus menjawab : "Ya". Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab rupa buruk itu ?", Engkau harus menjawab :"Cepat marah, lekas naik darah; untuk hal kecil saja yang diceritakan padanya ia sudah menjadi murka, marah, berkeras kepala, memperlihatkan kegusarannya, kebenciannya dan kecurigaannya adalah sebab rupa buruk. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal lahir, ia akan mempunyai rupa yang buruk."
"Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah mempunyai wibawa/pengaruh sedikit sekali karena suatu sebab tertentu ?", Engkau harus menjawab : "Ya". Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab mempunyai pengaruh sedikit sekali itu ?", Engkau harus menjawab :"Iri hati, penuh rasa dengki dan benci, mengiri kalau orang menerima hadiah, diberi tempat menginap, penghargaan, penghormatan, dimuliakan, dan diberi persembahan dengan sopan santun adalah sebab mempunyai pengaruh sedikit sekali. Orang yang melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal lahir, ia akan mempunyai pengaruh sedikit."
"Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah miskin karena suatu sebab tertentu ?", Engkau harus menjawab : "Ya". Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab miskin itu ?", Engkau harus menjawab :"Tak pernah memberikan makanan, minuman, jubah, pengangkutan, bunga, wangi-wangian, obat-obatan, tempat menginap, tempat tinggal. lampu dan sebagainya kepada bhikkhu dan pandita adalah sebab menjadi miskin. Orang yang tidak melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal lahir, ia akan menjadi orang miskin."
"Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah orang menjadi rendah karena suatu sebab tertentu ?", Engkau harus menjawab : "Ya". Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab orang rendah itu ?", Engkau harus menjawab :"tinggi hati dan penuh kesombongan, tak mau menghormat kepada orang yang patut dihormati, tak mau berdiri untuk siapa ia patut berdiri, tak mau memberi tempat duduk kepada yang patut diberi tempat duduk, tak memberi kamar kepada yang patut diberi kamar, tidak menjamu yang patut dijamu, tak memberi hormat dan penghargaan kepada yang patut diberi hormat dan penghargaan. dan juga tak memberikan persembahan kepada yang patut diberi persembahan adalah sebab menjadi orang rendah. Orang yang tidak melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal lahir, ia akan dilahirkan sebagai orang rendah."
"Ananda, bila engkau ditanya : "Apakah orang dungu karena suatu sebab tertentu ?", Engkau harus menjawab : "Ya". Dan tentang pertanyaan : "Apakah sebab orang dungu itu ?", Engkau harus menjawab :"Tak mengunjungi para bhikkhu dan menanyakan kepada mereka : apakah yang dimaksud dengan karma baik, Bhante ? Apakah yang dimaksud dengan karma tidak baik ? Apa yang tercela ? Apa yang terpuji ? apa yang harus dilakukan ? apa yang tidak harus dilakukan ? Perbuatan apakah yang dapat mengakibatkan celaka dan penderitaan untuk waktu yang lama ? Perbuatan mana yang dapat membawa berkah dan kebahagiaan untuk waktu yang lama?" adalah sebab menjadi orang dungu. Orang yang tidak melakukan dan melaksanakan perbuatan ini, ketika badan jasmaninya hancur setelah mati, akan terjatuh ke alam-alam rendah penuh kesedihan dan penderitaan, atau neraka. Atau, apabila ia dilahirkan kembali sebagai manusia, dimana saja ia akan bertumimbal lahir, ia akan dilahirkan sebagai orang dungu."
"Ananda, Pemilik dari perbuatan adalah makhluk, ia adalah ahli waris dari perbuatannya, perbuatannya adalah rahim dari mana ia lahir, kepada perbuatannya ia terikat, namun perbuatannya juga merupakan pelindungnya. Perbuatan apapun yang ia lakukan, baik atau buruk, ia juga kelak yang menjadi ahli warisnya. Terdapat orang yang gemar membunuh makhluk hidup, mengambil milik orang lain, melakukan perbuatan asusila dengan wanita; berbicara yang tidak benar, sering menggossip orang lain, menggunakan kata-kata kasar, suka ngobrol kosong, tamak, berhati kejam dan mengikuti pandangan yang keliru.
Dan ia terikat erat-erat kepada perbuatannya yang dilakukan dengan jasmani, ucapan atau pikiran. Dengan sembunyi-sembunyi ia melakukan perbuatan-perbuatan, mengucaokan kata-kata dan memikirkan sesuatu; dan sembunyi-sembunyi pula cara dan tujuannya.
Tetapi Aku katakan kepadamu : " Bagaimana tersembunyinyapun cara dan tujuannya, orang itu pasti akan menerima salah satu dari kedua akibat ini, yaitu siksaan dari neraka atau terlahir sebagai binatang yang merangkak." Demikianlah tumimbal lahir dari makhluk-makhluk : "Sesuai dengan Karmanya mereka akan bertumimbal lahir. Dan dalam tumimbal lahirnya itu mereka akan menerima akibat dari perbuatannya sendiri." Karena itu Aku menyatakan :"Pemilik dan ahli waris perbuatan adalah makhluk, perbuatannya adalah rahim dari mana ia lahir, kepada perbuatannya ia terikat, namun perbuatannya juga merupakan pelindungnya. perbuatan apapun yang ia lakukan, baik atau buruk, ia juga kelak yang menjadi ahli warisnya.
Perbuatanlah yang membuat manusia menjadi mulia dan rendah, kaya dan miskin, bahagia dan menderita."
Setelah membabarkan ajaran Karma kepada Ananda dan para Arahat, lalu Sang Bhagava menambahkan : "Contoh yang telah say berikan hanya sebanyak setetes air dibandingkan contoh yang belum diberikan sebanyak air yang ada di Sungai Gangga. " Kemudian sang Bhagava mengucapkan Ovada Patimokkha :
"Jangan berbuat kejahatan,
Perbanyaklah perbuatan baik,
sucikan hati dan pikiranmu,
Itulah Ajaran semua Buddha.
Kesabaran adalah cara bertapa yang paling baik,
Sang Buddha bersabda :
Nibbanalah yang tertinggi dari semuanya.
Beliau bukan Pertapa yang menindas orang lain.
Beliau bukan pula pertapa yang menyebabkan kesusahan orang lain.
Tidak menghina, tidak melukai,
Mengendalikan diri sesuai dengan tata tertib,
Makan secukupnya,
Hidup dengan menyepi,
Dan senantiasa berpikir luhur,
Itulah Ajaran semua Buddha.
Kemudian Yang Mulia Ananda berkata : "Pada generasi yang kacau ini, bayak manusia telah mengisi kehidupannya dengan perbuatan-perbuatanjahat dikarenakan ketidak-tahuan mereka akan ajaran dan Hukum Karma. Kami sangat senang dan gembira< Bhante. Dengan panjang lebar dan penuh cinta kasih Bhante telah menguraikan Dharma, menjelaskan bagaikan orang yang menegakkan kembali apa yang roboh, atau memperlihatkan apa yang tersembunyi, atau menunjukkan jalan kepada orang yang tersesat, atau membawa lampu di waktu gelap gulita, sambil berkata, "Siapa yang punya mata, silahkan melihat."
Demikianlah Dharma telah dibabarkan Bhante dalm berbagai cara, dan Kami berjanji untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh Ajaran Karma mulai hari ini sampai akhir hayat nanti. Begitu mulianya Dharma ini sehingga bagi siapa saja yang menulis, membaca, mencetak, menyebarluaskan sutta ini, atau digunakan untuk memuja para Buddha, akan dianugerahi dengan kebahagiaan dan kesuksesan besar.Dan kelak nanti setelah meninggal akan terlahir bahagia di Buddha-Loka tempat para siswa Buddha bersemayam."
Setelah Ananda berkata demikian, para Arahat, para Bhikkhu, para Upasaka, para Dewa, para Asura, para Gandabha, para mahkluk halus lainnya menjadi gembira hatinya denagn kata-kata Sang Bhagava. Mereka berjanji untuk melaksanakan dengan sungguh-sungguh Ajaran Karma ini.
JIKA BERTANYA SEBAB KEHIDUPAN SEBELUMNYA
YAITU APA YANG DITERIMA PADA KEHIDUPAN INI
JIKA BERTANYA AKIBAT KEHIDUPAN MENDATANG
YAITU APA YANG DIPERBUAT PADA KEHIDUPAN INI
Jangan meremehkan kejahatan denagn mengatakan bahwa kejahatan yang kulakukan kecil sekali, tidak akan berakibat apa-apa kepadaku, tetapi sebenarnya ibarat air yang jatuh setetes demi setetes akhirnya dapat memenuhi sebuah gentong. Demikianlah orang yang dungu sedikit demi sedikit mengisi dirinya dengan kejahatan.
Tidak di langit, tidak di tengah samudera, juga tidak di dalam gua atau di puncak gunung; tidak ada suatu tempatpun di dunia ini yang dapat dipakai orang untuk menghindarkan diri dari akibat perbuatannya yang jahat.
Di alam ini ia menderita, juga di alam sana
Di kedua alam ini orang jahat menderita
Ia menderita karena diganggu oleh pikirannya
Ia akan lahir di neraka dicengkeram oleh derita
Jangan meremehkan kebajikan dengan mengatakan bahwa kebajikan yang kulakukan hanya sedikit, tak akan membawa pahala bagiku. Tetapi sebenarnya, ibarat air yang jatuh setetes demi setetes akhirnya orang yang bijaksana mengisi dirinya sedikit demi sedikit dengan kebajikan.
Di alam ini ia berbahagia, juga di alam sana
Di kedua alam ini orang yang baik hidup bahagia
Ia berbahagia dalam menikmati kebahagiaan
Ia menerima pahala dari perbuatannya yang baik
( Sumber : Buku sumbangan para dermawan )