Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Kamis, 22 Januari 2015

Melihat secara seimbang

Sering kita bertanya pada diri kita sendiri:

Kenapa kita harus mengalami kesulitan sementara orang lain bisa senang?

Kenapa kita harus bekerja keras sampai harus lembur sementara orang lain sudah pulang ke rumah?

Kenapa kita selalu menjadi karyawan sementara orang lain bisa jadi usahawan sukses?

Kenapa kita harus berhujan-hujan naik angkutan umum sementara orang lain merasa nyaman di kendaraan pribadinya?

Tapi pernahkah kita bertanya:

Adakah orang lain yang lebih susah daripada kita malah tidak pernah tahu apa yg namanya senang ?

Adakah orang lain yang tidak punya pekerjaan sama sekali sampai rela bekerja apapun ?

Adakah orang yang bahkan untuk naik angkutan umum saja tidak mampu bayar ?

Kenapa kita selalu melihat ke atas, dan tidak pernah melihat ke bawah?

Kenapa kita selalu komplain, tapi tidak pernah bersyukur?

Jawabannya tidak ada di buku mana pun, tidak ada di siapa pun, tapi di hati kita sendiri...

Bersyukurlah selagi mampu bersyukur....
sebelum segalanya terlambat dan diambil darimu.

Sebelum mata terpejam, sebelum terlelap dalam tidur, sebelum terlena dalam mimpi, ucapkanlah rasa syukur atas berkat dan nikmat yang telah kita dapati hari ini.

Ungkapan rasa syukur dari lubuk hati terdalam adalah sumber daripada kebahagiaan.:)