Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Senin, 24 Maret 2014

Hukum Karma (Hukum Sebab Akibat)

Attana hi katam pipam, attana samkilissati
attana akatam papam, attanava visujjhati
suddhi asuddhi paccattam, nanno annanam visodhaye."

"Oleh diri sendiri kejahatan dilakukan, oleh diri sendiri seseorang menjadi suci.
Suci atau tidak suci tergantung pada diri sendiri. Tak seseorang pun yang dapat menyucikan orang lain."

Sabbe satta kammasakka, kammadayada, kammayoni, kammabandhu, kammapatisarana, yam kammam karissanti, kalyanam va papakam va, tassa dayada bhavissanti (semua mahluk adalah pemilik perbuatan mereka sendiri, terwarisi oleh perbuatan mereka sendiri, lahir dari perbuatan mereka sendiri, berkerabat dengan perbuatan mereka sendiri, tergantung pada perbuatan mereka sendiri. Perbuatan apa pun yang mereka lakukan, baik ataupun buruk, perbuatan itulah yang akan mereka warisi).


Hukum Kamma adalah hukum yang menyatakan bahwa suatu perbuatan akan menghasilkan akibat yang sesuai dengan perbuatan yang dilakukan. Barang siapa yang berbuat kebaikan akan mendapat kebaikan dan barang siapa yang berbuat jahat akan mendapat akibat yang menyakitkan. Hukum Kamma mengajarkan kita bahwa setiap mahluk bertanggungjawab atas perbuatannya masing-masing.Sesuai dengan benih yang ditabur

Begitulah buah yang akan dipetiknya

Pembuat kebaikan akan mendapat kebaikan

Pembuat kejahatan akan memetik kejahatan pula

Taburkanlah biji-biji benih, dan

Engkau pulalah yang akan merasakan buah daripadanya

(Samyutta Nikaya)

Ada karma baik dan ada karma jahat bila tiba saatnya akan matang sendiri ibarat apa yang kita tanam itu yang akan kita petik dikemudian hari....

(Sutta Nipata 663-664)


Renungan :
Karma itu, seperti buah yg tergantung pada cabang pohon.
Menunggu kematangannya pada waktu yg tepat, pada kondisi yg tepat.
Dan saat buah itu matang, ia akan jatuh menghantam tanah dibawahnya.

Sekeras apa buah itu menghantam tanah, tergantung seberapa berat dari buah itu sendiri. Seberat apa karma yg berbuah, sesakit apa derita yg hrs kita rasakan, tergantung dari berat karma yg telah kita lakukan. Tidak lebih, tidak kurang. 

Lalu apa yg harus kita lakukan?
Apakah tidak ada cara utk menghapus karma?
Kita tidak bisa menghapus karma dalam sekejap,
tapi bisa membuatnya menjadi lebih ringan.
Perbanyaklah berbuat kebajikan.
Sekecil apapun kebajikan itu, jika dilakukan dgn hati tulus, akan lebih besar karma baiknya.

Seperti halnya segelas air garam yg sangat asin,
Jika ditambah dgn air tawar, sampai gelas itu tak mampu lagi menampung.
Dan air mulai berceceran keluar, lama kelamaan air yg asin akan mengalir keluar dan yg tersisa di gelas hanyalah air tawar saja. 

Seperti itulah seharusnya yg kita lakukan dalam kehidupan kali ini.
Entah sudah berapa karma buruk yg telah kita lakukan.
Dan skrg, di kehidupan ini, di saat kita berkesempatan bertemu dengan hukum buddha ini,
seharusnya kita banyak berbuat kebajikan utk mengurangi karma-karma buruk kita. 
Dan ingatlah, jika ada karma buruk yg terjadi pada Anda, janganlah membalasnya,
krn disaat Anda gak bisa terima, kesal, benci dan marah, disitu karma baru diciptakan.

Mungkin kedengarannya sangat susah utk dijalankan.
Seberapa banyak dari kita yg bisa tetap baik dan bersahabat dgn org yg telah mencuri, menipu, memfitnah kita atau menyakiti kita? 

Tapi pernahkah kita mencoba utk tetap bertahan tdk membalas, mencoba utk mengontrol perasaan kecewa dan marah?
Cobalah sekali saja, tutup rapat-rapat mulut kita disaat hendak marah, kita akan tau, mengalahkan diri sendiri jauh lebih susah daripada mengalahkan sepuluh ribu musuh..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar