Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Jumat, 26 Maret 2010

Pedoman Meditasi Jalan Oleh Bhante Thich Nhat Hanh


Pedoman Meditasi Jalan

Oleh Bhante Thich Nhat Hanh

Langkahmu Yang Paling Penting
Aktivitas apa yang paling penting dalam hidupmu? Lulus ujian, membeli rumah atau mobil, atau promosi jabatan? Banyak orang yang lulus ujian, mereka yang sudah membeli mobil dan rumah, mereka yang sudah naik jabatan, namun mereka tetap saja tidak menemukan kedamaian batin, tanpa keriangan, tanpa kebahagiaan. Menemukan harta karun, dan kemudian berbagi harta karun itu kepada orang lain dan semua makhluk, inilah hal yang paling penting dalam hidup ini.

Demi memperoleh kedamaian dan keriangan, kamu mesti sukses meraih kedamaian dalam setiap langkahmu. Langkahmu merupakan hal yang paling penting. Langkahmu sebagai penentu semua keputusan. Saya menyalakan dupa ini dan menyatukan telapak tanganku seperti kuncupan bunga teratai untuk berdoa demi kesuksesanmu.

Kamu Bisa Melakukannya
Meditasi jalan merupakan latihan meditasi ketika kamu sedang berjalan. Apabila kamu berlatih meditasi ini, maka keriangan dan kedamaian akan muncul. Mari melangkah dengan santai, perlahan-lahan melangkah sembari menabur senyum di bibir, membuka hatimu untuk menerima pengalaman kedamaian. Kamu bisa merasakan ketentraman dalam dirimu. Langkah kakimu bisa membuatmu menjadi orang yang paling sehat dan bebas dari bahaya di dunia ini. Semua kesedihan dan kekuatiran dilepaskan ketika kamu sedang berjalan. Demi memperoleh batin yang damai, mencapai pembebasan diri, belajarlah untuk berjalan dengan cara demikian. Berjalan tidaklah sulit, kamu bisa melakukannya. Mereka yang memiliki perhatian penuh kesadaran dalam kadar tertentu bisa melakukannya dan mereka mempunyai niat luhur untuk berbahagia.

Kepergian Tanpa Ketibaan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering merasa dipaksa untuk maju. Kita selalu harus tergesa-gesa. Kita selalu bertanya pada diri sendiri, kemanakah aku harus tergesa-gesa pergi.

Ketika kamu berlatih meditasi jalan, anggap saja kamu sedang pergi jalan-jalan santai. Kamu tidak memiliki tujuan atau arah. Tujuan meditasi jalan adalah meditasi jalan itu sendiri. Kepergian itu penting, bukan ketibaan. Meditasi jalan bukan berarti untuk mengakhiri, namun itu adalah suatu pengakhiran. Setiap langkah merupakan kehidupan, setiap langkah merupakan kedamaian dan keriangan. Oleh karena itu, kita tidak perlu tergesa-gesa, itulah sebabanya kita memperlambat langkah kaki. Tampaknya kita berjalan maju ke depan, namun kita tidak pergi ke manapun, kita tidak terpicu oleh tujuan. Dengan demikian ketika kita sedang berjalan sembari tersenyum.

Langkah Pembebas Masalah
Dalam kehidupan sehari-hari, langkah kaki kita selalu terbebani oleh kegelisahan dan ketakutan. Kehidupan ini terlihat seperti suatu rantai kesinambungan perasaan ketidakamanan, sehingga setiap langkah kita kehilangan keentengan alaminya.

Dunia kita ini sungguh indah. Setiap jalur dan jalan di seluruh dunia ini begitu anggun dan pemandangan begitu natural. Tahukah kamu bahwa ada berapa banyak jalur kecil berlumpur, batang-batang bambu yang dijejerkan, tiupan angin sepoi-sepoi memperwangi sawah? Tahukah kamu ada berapa banyak jalur-jalur kecil di hutan, terbentang oleh daun warna-warni, memberikan keteduhan dan kesejukan? Semua ini tersedia bagi kita, sementara itu kita tidak sanggup menikmatinya karena hati kita tidak terbebas dari masalah, dan langkah kita tidak enteng.

Meditasi jalan merupakan latihan untuk berjalan lagi dengan penuh keentengan. Ketika umurmu baru satu tahun, kamu mulai berjalan dengan tertatih-tatih. Sekarang ini, latihan meditasi jalan adalah kesempatan bagimu untuk belajar berjalan lagi. Setelah berlatih untuk beberapa minggu, kamu mulai bisa berjalan dengan kokoh dalam setiap langkah, langkahmu penuh kedamaian dan keleluasaan. Saya menulis beberapa baris tulisan ini untuk membantumu melakukan meditasi jalan. Semoga sukses.

Mengibaskan Beban dan Kekuatiran
Apabila saya punya mata seperti Buddha dan bisa melihat tembus segala sesuatu, saya bisa melihat tanda-tanda kebimbangan dan kesedihan yang kamu tinggalkan pada setiap jejak langkahmu, bagaikan seorang ilmuwan yang sanggup mendeteksi adanya makhluk hidup kecil dalam setetes air yang berasal dari kolam dengan menggunakan mikroskop. Berjalanlah sedemikian rupa sehingga jejak kakimu meninggalkan bekas kedamaian, keriangan, dan kebebasan total. Agar bisa melakukan hal seperti itu, kamu perlu belajar untuk melepaskan, lepaskan kesedihanmu, lepaskan kebimbanganmu, inilah rahasia meditasi jalan.

Dunia ini Mengandung Semua Keajaiban Tanah Suci
Untuk memperoleh kedamaian dan keriangan serta kebebasan dalam hati nurani, kamu perlu belajar untuk melepaskan kesedihan dan kebimbangan, dua ini merupakan faktor pencipta kondisi tidak bahagia. Pertama-tama, perhatikan bahwa dunia ini mengandung semua keajaiban yang bisa kamu temukan di Tanah Suci Buddha. Kamu tidak bisa melihat keajaiban itu karena pandanganmu terselubungi oleh lapisan-lapisan kesedihan dan kebimbangan.

Saya selalu berpikir, tampaknya saya lebih senang berada di dunia ini daripada Tanah Suci, karena saya senang dengan berbagai pemberian dunia ini seperti pohon lemon, pohon jeruk, pohon pisang, pohon pinus, buah aprikot, pohon willow. Ada orang yang bilang bahwa di Tanah Suci ada kolam bunga teratai, tujuh jenis pohon permata, jalan yang bertaburan emas, burung indah. Tampaknya saya tidak akan suka tempat seperti itu. Sebaiknya saya tidak melangkah di atas jalan yang bertaburan emas dan perak. Bahkan saya tidak akan melangkah di jalan yang dilapisi marmer di dunia ini. Jalan berlumpur yang ada padang rumput dikedua sisinya merupakan jalan kesukaan saya; saya suka batu kerikil dan daun yang bertaburan di jalan. Saya suka semak, sungai kecil, pagar bambu, dan perahu.

Ketika saya masih berlatih sebagai sramanera kecil, saya bilang kepada guruku, “Apabila Tanah Suci tidak ada pohon lemon, maka saya tidak mau ke sana”. Guruku mengeleng-geleng kepalanya dan senyum. Mungkin dia pikir saya ini anak kecil yang keras kepala. Walaupun demikian, dia tidak bilang saya benar atau salah. Dikemudian hari saya menyadari bahwa dunia ini maupun Tanah Suci muncul dari batin kita, saya pun menjadi bahagia. Sejak itu saya bahagia bahwa pohon lemon dan pohon belimbing juga ada di tanah suci, dan disitu juga ada jalan berlumpur dan rumput hijau dikedua sisinya.

Saya sadar, ketika saya tetap membuka mata dengan perhatian penuh kesadaran dan setiap langkahku begitu enteng, saya menemukan Tanah Suci-ku. Oleh karena itu, saya tidak akan membiarkan hari-hariku berlalu begitu saja tanpa berlatih meditasi jalan.

Segel Sang Kaisar
Pilihlah jalan yang indah untuk berlatih, sepanjang pinggiran pantai, di taman, di gedung yang beratap datar, di atas kayu, disekitar pagar bambu. Tempat-tempat seperti itu bagus, namun tidak esensial. Saya tahu ada orang yang berlatih meditasi jalan di kemah reformasi atau bahkan meditasi di ruang gelap penjara.

Jalan yang tidak terlalu kasar atau terlalu mendaki, ini cukup baik buat latihan meditasi jalan. melangkah dengan lambat dan konsentrasikan pada setiap langkah. Awasi setiap pergerakan. Berjalan dengan tegap ke depan dengan penuh kewibawaan, kedamaian, dan kenyamanan. Dengan penuh kesadaran meninggalkan jejak di tanah. Berjalanlah seperti seorang Buddha yang akan berjalan. Letakkan kakimu di permukaan tanah bagaikan seorang kaisar membubuhkan stempelnya pada pengumuman kerajaan.

Pengumuman kerajaan bisa membawa kebahagiaan atau kesengsaraan bagi rakyat. Pengumuman itu bisa memberikan hujan anugerah atau menghancurkan kehidupan mereka. Langkahmu juga demikian. Apabila langkahmu begitu mendamaikan, dunia ini menjadi damai. Apabila kamu bisa berjalan satu langkah dengan penuh kedamaian, maka kamu bisa berjalan untuk langkah yang kedua. Kamu bisa berjalan sebanyak seratus delapan langkah dengan penuh kedamaian.

Bunga Teratai Mekar Di Bawah Setiap Langkahmu
Ketika seorang seniman atau tukang pahat menggambar lukisan atau memahat patung Buddha yang duduk di atas teratai, maka itu bukan sekedar ungkapan hormat kepada Buddha. Seniman itu ingin menunjukkan keadaan batin Buddha yang sedang duduk, keadaan penuh kedamaian dan kebahagiaan sangat luar biasa. Dalam satu hari, kita duduk beberapa kali, namun hanya beberapa orang diantara kita yang sanggup duduk dengan kedamaian dan keentengan. Banyak diantara kita begitu resah setelah duduk sekian lama, bagaikan duduk di atas tungku panas. Buddha bisa saja duduk di atas rumput atau batu, namun beliau tampak cerah seperti duduk di atas bunga teratai.

Ketika saya baru diterima di wihara, guruku mengajarkan untuk mengamati pikiran ini sebelum duduk: “Duduk dengan punggung lurus, saya berharap semua makhluk berkesempatan untuk duduk di serambi pencerahan, hati mereka terbebas dari semua khayalan dan pandangan keliru”. Setelah saya mengucapkan kata-kata itu, saya baru mau pelan-pelan duduk. Cara belajar duduk seperti Buddha.

Ada sebuah pesan untuk mereka yang menganut ajaran Buddha Tanah Suci: Duduklah di atas tahta bunga teratai saat ini, pada momen ini, jangan menunggu ketika kamu tiba di Tanah Suci. Terlahirlah dari bunga teratai setiap momen ini. Jangan menunggu ketika kamu sudah sekarat. Ketika kamu mengalamai kelahiran dari bunga teratai saat ini, apabila kamu bisa duduk di atas bunga teratai saat ini, maka kamu tidak perlu kuatir apakah Tanah suci itu ada atau tidak. Demikian juga dalam berjalan. Ketika bayi bodhisatwa lahir ke dunia ini, umumnya ia dilukiskan berjalan tujuh langkah, dan di bawah setiap langkahnya tumbuh bunga teratai. Kita juga perlu melangkah dengan cara demikian sehingga bunga teratai tumbuh disetiap langkah perdamaian kita.

Pada kesempatan lain, ketika kamu berlatih meditasi jalan, visualisasikan bunga teratai mekar di bawah setiap langkahmu, bagaikan bayi bodhisatwa yang baru lahir. Jangan merasa sia-sia atas visualisasi itu. Kamu adalah Buddha, demikian pula semua orang. Saya tidak sedang mengkhayal. Buddha sendirilah yang menyatakannya. Buddha bilang bahwa setiap makhluk memiki potensi untuk menjadi sadar. Berlatih meditasi jalan adalah berlatih hidup dengan perhatian penuh kesadaran. Perhatian penuh kesadaran dan pencerahan adalah satu. Pencerahan menghasilkan kesadaran dan kesadaran menghasilkan pencerahan.

Keajaiban adalah Berjalan di Bumi
Berjalan dengan keentengan dan kedamaian batin di bumi ini merupakan keajaiban menakjubkan. Ada orang yang bilang bahwa berjalan di atas bara api, berjalan di atas duri, berjalan di atas air, itulah keajaiban, namun saya merasa bahwa berjalan di atas bumi merupakan keajaiban. Neige Marchand, penerjemah buku “Keajaiban dari Perhatian Penuh Kesadaran” ke bahasa Perancis, dia memberi judulnya La Miracle, C’es de Marcher sur Terre. Saya senang sekali dengan judul itu.

Bayangkan kamu dan saya adalah astronot. Kita telah mendarat di bulan, dan tiba-tiba kita tidak bisa kembali lagi ke bumi karena pesawat rusak sampai titik tidak bisa diperbaiki lagi. Kita akan segera kehabisan oksigen sebelum pusat kendali di bumi sempat mengirimkan pesawat lagi untuk menjemput kita. Kita hanya bisa bertahan dua hari, apa yang akan kamu pikirkan, selain berusaha untuk kembali ke dunia yang sangat kita cintai itu dan berjalan berdampingan, berjalan dengan penuh kedamaian tanpa kekuatiran? Hanya ketika kita berhadapan dengan masa-masa genting, kemudian kita baru sadar betapa bermaknanya setiap langkah kita di planet hijau ini.

Sekarang, mari kita bayangkan diri kita sebagai astronot yang selamat dari pengalaman buruk itu. Mari kita merayakan kebahagiaan dan kegirangan karena masih bisa berjalan di dunia ini lagi. Kita menciptakan keajaiban dalam setiap langkah. Bunga teratai mekar ketika kita berjalan.

Pertahankanlah latihanmu, sadari bahwa setiap langkahmu menciptakan keajaiban. Bumi yang muncul dihadapanmu ini sangat ajaib. Bermodalkan pengertian tepat dan pikiran meditatif, kamu akan mencapai kebahagiaan dalam setiap langkah di planet bumi ini.

Berdiri dengan satu kaki, sadari kaki sedang berehat di bumi; lihatlah pengaruh lingkugan tempat kita berehat. Lihatlah dengan jelas, begitu mengagumkan sekeliling kita. Ketika sedang berjalan, lihatlah ke bawah dan rasakan tanah tempat kamu akan memijakkan kakimu, ketika kamu meletakkan kakimu, perhatikan pengalaman itu dengan penuh kesadaran, perhatikan tanah pijakan, perhatikan koneksi antara kaki dan tanah. Bayangkan kakimu sebagai segel kaisar.

Dalam aula meditasi, ketika kita sedang melakukan kinhin (meditasi jalan), ingatlah “segel kaisar” atau “Bunga teratai mekar” atau “Bumi muncul” sebagai latar utama meditasi jalan

Sumber: http://www.abuddhistlibrary.com/
(http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,15644.0.html?PHPSESSID=72401d1d0c0ce58b5356b69f557daf66)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar