Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Jumat, 25 Februari 2011

Sakyamuni Buddha: Guru Kita Yang Sebenarnya oleh Yang Mulia Bhiksu Ching Kung

 
Sakyamuni Buddha: Guru Kita Yang Sebenarnya
Oleh Yang Mulia Bhiksu Ching Kung
 


      
Buddhisme adalah ajaran tentang lingkungan kehidupan di sekitar kita dan diri kita sendiri. Buddha mengajarkan kita untuk mengenal diri kita sendiri; pikiran, perkataan dan perbuatan kita serta yang lebih penting adalah akibat yang dapat ditimbulkannya. Buddha menginginkan kita untuk mengembalikan keaslian dan kebijaksanaan diri yang sempurna. Beliau mengajarkan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk mencapai pengertian akan hidup dan alam semesta yang sempurna dan hanya karena ilusi yang membuat kita tidak sanggup menyadarinya. Kita dibutakan oleh diskriminasi, pemikiran yang tidak menentu dan keterikatan serta melupakan pemikiran murni kita yang sesungguhnya tentang diri kita. Dengan cara  ini,   kita  telah menyebabkan penderitaan yang tidak perlu pada diri kita sendiri.

 
      Buddha juga mengajarkan kita untuk memandang lingkungan hidup kita dengan jelas. Lingkungan meliputi semua obyek yang kita jumpai setiap hari. 

       Ketika hati kita bebas dari pikiran diskriminasi dan keterikatan, kita akan dapat melihat segala sesuatu dengan jelas dan berhubungan dengan mereka secara benar. Dengan demikian, kita dapat hidup harmonis dengan yang lain dan berhasil dalam semua usaha kita.

       Apa maksud Buddha ketika mengajarkan kita untuk menanam? Keinginan utama agar kita terhindar dari kekeliruan  dan keterikatan. Jika kita menyimpulkan Enam Praktek Dasar yang diajarkan Buddha, kita akan menyadari bahwa perbuatan memberi merupakan praktek yang terpenting. Memberi secara sederhana dapat diartikan sebagai melepaskan. Jika kita dapat melepaskan ketamakan, kemarahan dan kebodohan dan keangkuhan, maka kita akan selalu berpikir dengan jernih. Jika kita dapat melepaskan semua perbedaan, kesusahan dan keterikatan, kita akan mencapai kedamaian, kebebasan spiritual, kesehatan dan umur yang panjang. Jika kita dapat melepaskan pandangan kita sendiri dan bekerja sama demi kepentingan orang lain, kita akan mencapai keselarasan dengan hidup orang lain, masyarakat dan akhirnya dunia yang damai. Dari sini, kita dapat melihat bahwa dasar utama dari ajaran Buddha tidak lain adalah memberi.

       Pada waktu Buddha Sakyamuni masih ada di dunia, Beliau tidak hanya menggunakan kata-kata untuk mengajar, tetapi membuat dirinya sendiri sebagai contoh bagi semua makhluk hidup untuk diteladani. Beliau melepaskan   semua    keinginan, kesenangan duniawi, popularitas dan kekayaan dengan meninggalkan rumah. Beliau hidup sederhana., murni dalam pikiran dan jasmani dan bahagia. Orang biasa mungkin akan melihat hal ini sebagai kepahitan dan menyedihkan, tetapi ini hanya disebabkan oleh kekurangpahaman mereka. (Seseorang yang bijaksana akan memandang hal dengan berbeda).  Orang yang bijaksana akan melihat kehidupan Sang Buddha sebagai sebuah kebebasan yang sebenarnya, kebahagiaan dan pemenuhan hidup. Buddha tidak mempunyai pikiran yang tidak berguna, membeda-bedakan, terikat atau kesusahan. Betapa senangnya Beliau! Beliau sesuai dengan semua kondisi dan memancarkan kebijaksanaan dalam setiap pikiran dan tindakan untuk mengajar semua makhluk berperasaan di dunia ini. 

       Para Buddha menjalani hidup dengan kebijaksanaan, sementara orang biasa menjalani hidup dengan penderitaan. Ajaran Buddha Sakyamuni menunjukkan kepada kita bagaimana mengubah hidup penuh derita menjadi hidup penuh kebijaksanaan. Dari ajaran ini, kita akan belajar bagaimana mengubah hidup derita menjadi hidup penuh kebijaksanaan. Dari ajaran ini, kita akan belajar bagaimana memperoleh kebijaksanaan yang sempurna dan kemampuan dari sifat dasar kita sendiri, yang akan membuat kita mampu mencapai jalan kebahagiaan dan kemakmuran yang sebenarnya. Inilah yang disebut dengan Ajaran Sang Buddha
 
Sumber Asli: Art of Living BAB I Saykamuni Buddha, Our Real Teacher. Diterbitkan oleh Amitabha Buddhist Society                       Diterjemahkan oleh Tim Penerjemah Bodhi Buddhist Centre Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar