Mengenang Bhante Ananda
Oleh Andromeda Nauli
Bhante Ananda adalah pendamping setia Sang Buddha. Ia adalah sepupu Sang Buddha. Ia adalah bendahara Dhamma! Tetapi ada juga hal unik tentang Bhante Ananda yang membuatnya sangat disenangi semua orang, terutama bhikkhuni Sangha. Hal ini akan dijelaskan, akan tetapi marilah dulu kita mengenal Beliau lebih dekat.
Pendamping Sang Buddha
Sebelum Bhante Ananda menjadi pendamping Sang Buddha, terdapat beberapa bhikkhu yang mendampingi Sang Buddha. Akan tetapi tak seorangpun dari mereka mampu melaksanakan tugas tersebut dengan baik. Suatu
hari ketika para bhikkhu sedang berkumpul, Sang Buddha bertanya,
“Apakah diantara kalian ada yang bersudi menjadi pendampingku?” Semua bhikkhu mengajukan diri kecuali Bhante Ananda. Ketika
ditanya mengapa Beliau tak mengajukan diri, Bhante Ananda menjawab,
“Tathagata (Sang Buddha) telah mengetahui siapa yang akan menjadi
pendamping Beliau.” Sebelum diajukan menjadi pendamping Sang Buddha, Bhante Ananda mengajukan 8 syarat kepada Sang
Buddha. Syarat-syarat tersebut yakni:
1) Sang Buddha tidak boleh memberikan jubah-jubah kepadanya2) Sang Buddha tidak boleh memberikan dana makanan kepadanya
3) Sang Buddha tidak boleh memberikan kamar kepadanya
4) Sang Buddha tidak boleh mengikutsertakan dirinya dalam suatu undangan pribadi (seperti undangan untuk memberi ajaran Dhamma sewaktu akan menerima dana makanan).
5) Apabila ia menerima undangan makan, ia boleh meneruskan undangan tersebut kepada Sang Buddha
6) Bila ada perantau yang datang, ia boleh memperkenalkan mereka kepada Sang Buddha.
7) Jika ia mempunyai keragu-raguan atau pertanyaan-pertanyaan tentang Dhamma, ia boleh mengutarakan hal tersebut kepada Sang Buddha pada setiap waktu.
8) Apabila Sang Buddha memberikan kotbah sewaktu ia sedang tidak hadir, ia boleh meminta Sang Buddha untuk mengulangi kotbah tersebut kepadanya secara pribadi.
Syarat 1-4 diajukan Bhante Ananda untuk menghindari keuntungan materi yang dapat diraihnya sebagai pendamping Sang Buddha. Sedangkan syarat 5-8 diajukan Beliau dengan harapan Dhamma akan tetap awet (begitulah semangat seorang bendahara Dhamma!). Dari syarat-syarat Beliau, terlihat jelas kebijaksanaan Bhante Ananda. Dan tentunya Sang Buddha dengan senang hati menerima syarat-syarat Beliau.
Ingatan yang tajam
Seorang Sammasambuddha selalu memiliki seorang pendamping setia dan dua murid utama. Begitu pula dengan Buddha Gotama! Bhante
Ananda adalah pendamping setia Sang Buddha. Sedangkan Bhante Sariputta
dan Bhante Maha Moggalana adalah kedua murid utama Sang Buddha. Dari
semua murid Sang Buddha, Bhante Sariputtalah yang terbijaksana dan
Bhante Maha Moggalanalah yang termahir dalam hal kegaiban. Walaupun demikian, hanya Bhante Anandalah yang diberkahi kesempatan untuk mendengar semua kotbah Sang Buddha. Dan
karena Bhante Ananda telah bertekad hendak menjadi seorang pendamping
Sammasambuddha (baca jataka—kehidupan lampau Sang Buddha), maka
Beliau dikaruniai ingatan yang sangat tajam. Sang Buddha,
Bhante Ananda, Bhante Sariputta, dan Bhante Maha Monggalana telah
berulang kali hidup bersama di kehidupan-kehidupan lampau mereka. Oleh karena itu, keempat makhluk mulia ini memiliki hubungan yang sangat erat.
Kebijaksanaan yang tinggi
Berkali-kali Sang Buddha memuji kebijaksanaan Bhante Ananda di depan Sangha. Sang Buddha berkata, “O, Bhikkhu, walaupun Ananda hanya seorang Sotapanna, tetapi kebijaksanaannya sangatlah tinggi.” Dan berkali-kali Sang Buddha menyuruh Bhante Ananda untuk membabarkan Dhamma. Jelasnya Bhante Ananda diberikan kepercayaan untuk mewakili Sang Buddha dalam beberapa kotbah Dhamma.
Sifat penuh kasih sayang
Bhante Ananda sangat mengasihi Sang Buddha. Ia merawat Sang Buddha ketika Beliau sedang sakit, letih, dan lemah. Dan sifat kasih sayangnya tak hanya ditujukan kepada gurunya, akan tetapi kepada semua makhluk. Ia sering meminta izin kepada Sang Buddha untuk diperbolehkan pergi menolong umat awam yang memerlukan bantuannya. Jelasnya Bhante Ananda memiliki metta (cinta kasih) dan karuna (belas kasihan) yang sungguh dalam. Ketika
Devadatta melepaskan gajah liar untuk membunuh Sang Buddha, Bhante
Ananda menghadang gajah liar tersebut dengan harapan Sang Buddha tak
dilukai. (Perlu diketahui
bahwa Bhante Ananda memiliki kekuatan fisik yang luar biasa.) Dan sifat kasih sayangnya ini adalah bagaikan kasih sayang seorang ibu kepada anaknya.
Pembentukan bhikkhuni Sangha
Bhante Ananda adalah bhikkhu yang sangat memperhatikan kesejahteraan kaum wanita. Oleh permintaan Beliaulah, bhikkhuni Sangha terbentuk. Dan Bhante Ananda jugalah yang paling disenangi para bhikkhuni. Di
dalam Jataka dijelaskan bahwa Bhante Ananda pernah dilahirkan menjadi
seorang wanita, dan oleh karena itu ia sangat menghargai kaum wanita. Biasanya ketika bhikkhuni Sangha berkumpul, mereka mengundang Bhante Ananda untuk memberikan kotbah Dhamma kepada mereka.
Tanpa nafsu
Walaupun sewaktu Bhante Ananda masih seorang Sotapanna, pikirannya tak pernah dinodai nafsu. Bhante Ananda pernah diundang seorang bhikkhuni yang sedang jatuh cinta kepadanya. Bhikkhuni tersebut berbaring di kamar dan pura-pura sakit. Mengetahui
hal ini, Bhante Ananda menjelaskan Dhamma kepadanya, “Seseorang yang
memiliki sifat ke-aku-an masih bisa mencapai Nibbana bila ia berpikir,
‘Oh, bhikkhu itu telah mencapai kesucian, mengapa diriku belum? Saya akan melatih diri lebih giat, dan saya juga akan mencapai kesucian kelak.’ Begitu pula dengan seseorang yang memiliki keinginan (yakni, keinginan mencapai Nibbana), ia masih dapat
mencapai kesucian dengan berlandaskan keinginan tersebut. Akan tetapi, O Bhikkhuni, Sang Buddha dengan jelas mengatakan bahwa hubungan intim memutuskan jembatan menuju ke kesucian.” Setelah mendengar nasehat ini, bhikkhuni tersebut menyadari kesalahannya dan meminta maaf kepada Bhante Ananda.
Segunung kamma baik
Sebelum
Sang Buddha mencapai Parinibbana, Beliau menghanturkan rasa terima
kasih Beliau kepada Bhante Ananda, “O, Bhikku, ketahuilah bahwa Ananda
sangatlah bijaksana. Ia sangat ahli merawat kebutuhanku. Ia mengatur waktu yang tepat untukku membabarkan Dhamma. Ia sangat disenangi semua orang. Ia
telah berbuat banyak kebajikan sehingga kalau saja ia berusaha lebih
giat, ia akan mencapai kesucian Arahat dalam waktu yang sangat singkat.” Dan
benarlah seperti yang dikatakan Sang Buddha, malamnya sebelum sidang
Sangha pertama Bhante Ananda mencapai kesucian Arahat sewaktu kepalanya
menyentuh bantal (ketika Beliau hendak beristirahat).
Kesan dan pesan
Jasa Bhante Ananda dalam mengumpulkan semua kotbah Sang Buddha (mewariskannya kepada kita semua) sangatlah besar. Kebijaksanaan dan kasih sayang Beliau juga perlu kita hargai. Perantau
China di abad kelima, Fa Hien, menulis di catatannya, “Stupa (relik)
Bhante Ananda sangatlah dihormati oleh umat setempat terutama oleh para
bhikkhuni.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar