Sebaiknya Anda Mengenal Dhamma Nan Mulia
Oleh Kusalo Sila Putto
Jika anda adalah umat Buddha, sebaiknya anda mengerti dan mengetahui apa itu Dhamma. Dhamma dibabarkan oleh Sang Buddha Gautama secara sempurna yang sangat disukai oleh para bijaksana dan sangatlah dekat dengan kita. Dhamma yang telah dibabarkan-Nya dapat dibuktikan selaras dengan masa/zaman yang telah kita lalui sampai sekarang bahkan selamanya, sehingga tidak benar jika ada sejumlah pendapat yang menyatakan bahwa agama Buddha sudah ketinggalan zaman. Dengan demikian sebenarnya Dhamma sudah ada sebelum Sang Buddha Gautama ada. Namun Dhamma telah dilupakan oleh umat manusia sehingga Pangeran Sidharta Gautama dengan 10 paramita yang dimiliki-Nya, mencari untuk menemukan Dhamma nan mulia yang telah sekian lama dilupakan orang. Setelah Beliau mencapai penerangan sempurna dan menemukan Dhamma yang telah dilupakan, maka Beliau mengajarkan Dhamma kepada dewa dan manusia selama 45 tahun. Sang Buddha pernah bersabda," Oh, para Bhikkhu jika ingin menghormat Sang Tathagata hendaknya mereka menjalankan Dhamma yang telah sempurna dibabarkan". Dhamma yang telah diberikan dan dibabarkan adalah suatu hukum abadi yang tidak akan berubah sepanjang masa, yang akan melindungi mereka yang melaksanakannya. Dhamma yang telah dibabarkan-Nya masih tetap ada sampai sekarang dan dimuat dalam kitab suci Tipitaka berbahasa Pali. Banyak sekali umat Buddha yang salah mengerti bahwa konsep agama Buddha itu sama dengan konsep agama lain, sehingga seakan-akan agama Buddha menjadi kacau balau, hambar, dan tidak ada pegangan dan pedomannya. Tidaklah mengherankan jika hal tersebut dapat mengakibatkan banyak juga umat Buddha yang pindah agama.
Banyak umat manusia sekarang ini telah menganggap bahwa sesuatu yang tidak patut menjadi patut. Kita dapat mengambil beberapa contoh yang sering terjadi adalah banyak orang yang menggunakan minuman keras dan obat-obatan terlarang sebagai pelarian mereka dari kenyataan yang sangat tidak mereka sukai. Ada lagi perbuatan manusia yang tercela, membunuh mahluk hidup untuk memperingati peringatan hari suci suatu agama/ kepercayaan. Dan yang menjadi salah pengertian sekarang adalah sebagian orang menginginkan kesaktian, kemasyhuran, kekayaan, dan kesenangan duniawi ketimbang kesucian, dengan menghalalkan berbagai macam cara yang ditempuhnya.
Sebagian besar umat Buddha juga sering mengabaikan Dhamma yang telah didengarkannya. Mereka sering menganggap bahwa ceramah Dhamma sama dengan ceramah-ceramah biasa yang sering mereka dengarkan dan sangat membosankan. Padahal anggapan demikian adalah salah besar. Penyampaian Dhamma sangatlah berbeda dengan penyampaian hal-hal yang tidak ada gunanya. Dhamma nan mulia yang telah disampaikan kepada anda bukan untuk membuat anda bingung dan kacau. Tetapi membuat anda menjadi terbuka mata dan pikiran anda yang mana hal itu tidak pernah terjadi pada ajaran-ajaran lain selain Dhamma, ajaran Sang Bhagava. Hal-hal yang membuat anda bingung dan kacau adalah akibat adanya perbedaan ajaran dasar yang menyolok antara Dhamma dengan ajaran-ajaran lain yang telah mendarah daging dengan budaya masyarakat pada umumnya.
Dengan mengerti Dhamma, maka kekacauan-kekacauan yang telah terjadi seperti yang telah dijabarkan di atas akan dapat dicegah dan diperbaiki. Dhamma dapat menjawab semua pertanyaan dan misteri yang telah dan akan terjadi di alam semesta ini. Janganlah anda merasa bosan dan mengabaikan Dhamma, karena dengan memperoleh Dhamma pada saat yang sesuai adalah merupakan salah satu berkah utama bagi anda. Hal tersebut telah dibabarkan oleh sang Bhagava pada saat seorang dewa datang menghampiri Sang Bhagava untuk meminta penjelasan tentang berkah yang membawa keselamatan dewa dan manusia (dapat ditemukan pada paritta Manggala Sutta)
Nah, apakah anda akan menolak berkah ini? Jika tidak, janganlah sia-siakan Dhamma yang telah dan akan anda dengarkan. Jika anda telah mengerti Dhamma maka anda dapat menjawab segala tantanganperkembangan zaman dan berbagai macam keajaiban dan keanehan yang belum anda jumpai. Sungguh sangat menyedihkan jika kita masih bodoh (moha), sering bertanya, dan kagum dengan apa yang baru kita jumpai. Segala sesuatu yang ada dan timbul di alamsemesta ini tidak ada yang menakjubkan dan tidak ada yang disebut mukjizat jika kita telah mengerti Dhamma, ajaran Sang Buddha. Dhamma dapat menjawab semua tantangan-tantangan tersebut dengan memberikan suatu pemikiran yang logis dan nyata sertadapat mengundang untuk dibuktikan ( ehipassiko ). Anda yang telah mengerti Dhamma dapat menangkis segala pendapat dari ajaran agama/ kepercayaan lain yang tidak benar, yang betul-betul dapat merubah pendirian anda pindah dari agama Buddha. Tidak benar bahwa tidak ada umat dari agama lain yang ingin belajar dan tertarik dengan agama Buddha. Justru banyak umat agama lain, yang karena melihat Dhamma nan mulia maka mereka mau belajar,mendalami, dan menjalankan Dhamma. Bahkan banyak di antara mereka telah menjadi Bhikkhu Sangha dan para pandita agama Buddha. Lalu bagaimana dengan anda sebagai umat Buddha?
Dengan kita mengerti Dhamma, maka kita dapat menghindari kejahatan yang akan kita lakukan. Dhamma dapat membuat kita merubah pandangan salah (tidak patut menjadi patut) dan moha (tidak dapat membedakan baik dan buruk ) sehingga kita dapat menambah kebaikan dan dapat menjernihkan pikiran kita dengan pandangan benar. Ada satu hal yang harus anda ingat adalah Dhamma yang telah anda dengar merupakan buah kamma baik untuk anda. Walaupun Dhamma yang disampaikan sederhana dan sudah dimengerti secara berulang-ulang, janganlah anda anggap Dhamma yang baru dijelaskan itu menjadi tidak berguna bagi anda. Disamping anda menghormati Dhammaduta (penceramah) dalam menyampaikan Dhamma, juga sangat memungkinkan, Dhamma yang telah anda dengardapat bermanfaat bagi kehidupan anda sekarang dan kehidupan mendatang. Itulah yang dimaksudkan oleh Sang Buddha bahwa mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai adalah salah satu berkah utama bagi kita.
1.Memperoleh Dhamma dengan mendengarkan Dhamma
Cara ini yang sering kita jumpai dan sering juga kita abaikan. Penyampaian dengan cara ini disebut juga Dhammadesana dengan Dhammaduta sebagai penyampai Dhamma dan dapat kita jumpai pada saat kebaktian, dhammaclass, dan pada saat Pekan Penghayatan Dhamma (PPD). Melalui cara inilah Sang Buddha membabarkan Dhamma kepada para siswa-Nya sehingga rata-rata mereka dapat berhasil mencapai tingkat kesucian Arahat. Kita sering tidak mengerti atau salah mengerti tehadap Dhamma yang disampaikan sehingga kita disarankan untuk selalu bertanya pada orang yang mahir dan mengerti banyak tentang Dhamma seperti para Bhikkhu Sangha atau dari para Pandita agama Buddha.
Jangan disia-siakan jika kita mendapat Dhammmadesana, dengarlah secara cermat Dhamma yang disampaikan dan jika perlu dapat dicatat agar kita tidak mengalami kelupaan. Saat ini penyampaian Dhamma bukan hanya pada saat Dhammaclass, Kebaktian, atau Pekan Penghayatan Dhamma, tetapi dikembangkan dengan diskusi kelompok Dhamma dan dengan Seminar Dhamma tentang kepelikan dalam kehidupan kita sehari-hari, misalnya tentang "Stress dan Solusinya menurut agama Buddha". Ada juga kegiatan praktek Dhamma, seperti Atthasila, praktek meditasi (Samatha atau Vipassana Bhavana), dan Pabbajja Samanera, dan lain sebagainya.
2. Memperoleh Dhamma dengan membaca buku-buku Dhamma.
Melalui buku-buku Dhamma, kita dapat mengerti isi dari beberapa bagian Kitab Suci Tipitaka secara utuh. Kitab Suci Tipitaka yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagian besar dari bagian sutta pitaka, seperti Bhahmajala Sutta, Mahaparinibbana Sutta, Sigalovada Sutta, Dhammapada, dan lain-lain. Dengan demikian kita dapat membandingkan penyampaian Dhamma melalui lisan (Dhammadesana) dengan buku-buku Dhamma agar kebenaran Dhamma yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan. Buku-buku Dhamma juga membantu kita memperoleh Dhamma jika kita jarang sekali mendengarkan Dhammadesana.
Melalui buku-buku Dhamma, kita dapat mengerti isi dari beberapa bagian Kitab Suci Tipitaka secara utuh. Kitab Suci Tipitaka yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sebagian besar dari bagian sutta pitaka, seperti Bhahmajala Sutta, Mahaparinibbana Sutta, Sigalovada Sutta, Dhammapada, dan lain-lain. Dengan demikian kita dapat membandingkan penyampaian Dhamma melalui lisan (Dhammadesana) dengan buku-buku Dhamma agar kebenaran Dhamma yang disampaikan dapat dipertanggungjawabkan. Buku-buku Dhamma juga membantu kita memperoleh Dhamma jika kita jarang sekali mendengarkan Dhammadesana.
Sebenarnya cara ini cukup efektif karena dengan buku-buku Dhamma, kita dapat memahami Dhamma dengan jelas. Tetapi sangat disayangkan buku-buku tersebut jarang sekali kita dapatkan karena di samping buku-buku Dhamma yang telah dicetak sedikit sekali, juga tidak banyak buku-buku Dhamma yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Sebagai solusi dari permasalahan di atas, anda dapat juga berdana buku-buku Dhamma dengan melakukan pengulangan pencetakan buku-buku Dhamma dengan jumlah tertentu untuk dibagikan kepada orang-orang yang ingin mengetahui Dhamma. Dengan demikian anda telah berbuat kebaikan-kebaikan yang sangat mulia karena anda telah berdana dan membantu memudahkan mereka untuk mengetahui Dhamma. Di samping itu jika anda tidak membaca ulang lagi buku-buku Dhamma, maka sebaiknya anda dapat memberikan buku-buku Dhamma tersebut kepada orang-orang yang masih membutuhkan dan mau membacanya. Dengan demikian anda telah membantu pembabaran Dhamma.
Setelah kita memperoleh Dhamma, sangat disarankan untuk mengulang kembali Dhamma yang sudah diperoleh sehingga Kita dapat mengerti dan langsung menjalankan kebenaran Dhamma yang telah disampaikan tanpa ada keraguan dalam diri kita. Di samping itu juga agar kita tidak mengalami kelupaan yang menyebabkan kita sia-sia dalam mendengarkan Dhamma. Sebelum kita mengulang kembali Dhamma yang sudah kita peroleh, sebaiknya terlebih dahulu kita benar-benar menyukai penyampaian Dhamma nan agung sehingga kita tidak akan bosan dan malas untuk mengulang dan mengulang kembali Dhamma yang telah kita peroleh sebelumnya. Di samping itu juga kita dituntut untuk bertanya dan melakukan 'ehipassiko' terhadap Dhamma yang telah kita dapat dan janganlah sekali-kali anda menerima begitu saja penyampaian Dhamma yang hanya sekali anda dengar dan atau yang telah anda baca, karena hal tersebut dapat mengakibatkan pengertian yang keliru pada anda. Jadi seperti yang telah dijelaskan di atas, maka sebaiknya anda aktif untuk bertanya hal-hal yang bagi anda bingung atau tidak sama dengan pendapat anda. Jangan sampai anda "telan" begitu saja Dhamma tersebut karena itu berarti anda telah sia-sia memperoleh Dhamma, tetapi cobalah anda cerna baik-baik apakah hal tersebut benar dan baik untuk anda atau tidak. Jika hal itu baik, hendaknya anda menjalankan Dhamma itu dalam kehidupan anda sehari-hari. Janganlah lupa dengan pepatah yang mengatakan bahwa di atas langit masih ada langit lagi, yang berarti bahwa Dhamma yang telah anda peroleh, belum semuanya telah anda dapatkan. Masih banyak hal-hal yang lain mengenai Dhamma yang belum anda peroleh. Hal tersebut untuk menghindari kesalahpahaman jika anda menganggap bahwa anda telah menjadi pakar Dhamma, seperti orang bodoh yang mengaku dirinya orang yang bijaksana dan suci. Sangat disarankan bahwa anda harus terus-menerus berusaha memperoleh Dhamma sebagai pengetahuan anda untuk berbuat kebaikan dalam kehidupan anda sekarang ini. Bertekadlah untuk mencari Dhamma yang belum anda temukan (Adhitanna) sehingga hal tersebut bisa menjadi suatu bekal masa depan jika anda mengalami kesulitan dan salah pandangan dalam kehidupan anda nantinya.
Sangat jelas sekali dari penjelasan di atas bahwa sebaiknya kita tidak merasa bosan dan selalu bersemangat dalam menemukan Dhamma untuk menambah pengetahuan bagi kita dan juga untuk membebaskan kita dari berbagai macam Dukkha, salah satunya adalah tumimbal lahir yang terus menerus kita alami. Marilah kita bersama-sama mendengarkan Dhamma Sang Buddha dari masa ke masa, dan semoga pengetahuan Dhamma selalu menyertai kita selamanya sampai kita dapat mencapai kesucian dan Nibbana.
[ Dikutip dari Gemoa Dhammvaddhana Edisi 7 ]
Sangat jelas sekali dari penjelasan di atas bahwa sebaiknya kita tidak merasa bosan dan selalu bersemangat dalam menemukan Dhamma untuk menambah pengetahuan bagi kita dan juga untuk membebaskan kita dari berbagai macam Dukkha, salah satunya adalah tumimbal lahir yang terus menerus kita alami. Marilah kita bersama-sama mendengarkan Dhamma Sang Buddha dari masa ke masa, dan semoga pengetahuan Dhamma selalu menyertai kita selamanya sampai kita dapat mencapai kesucian dan Nibbana.
[ Dikutip dari Gemoa Dhammvaddhana Edisi 7 ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar