Tradisi

Therawada (150) Mahayana (24) Vajrayana (9) zen (6)

Selasa, 08 Januari 2013

Melafal Nama Buddha

Saat Ajaran Budi Pekerti menjadi pegangan di jaman Sriwijaya dahulu, setiap saat suara genta dharma mengema terdengar sampai seluruh pelosok tanah air, kedamaian menyeliputi seluruh aspek kehidupan. Tata krama, norma, ajaran, kejujuran, kepedulian, kebahagiaan, tenggang rasa, tepo seliro, toleransi, gotong royong, menjadi satu budaya tertinggi yg di junjung setiap insan.

Gending Sriwijaya terdengar begitu teduh dan mengayomi semua jiwa yg kering. Lantunan bait-bait doa dan pelafalan amitofo, om mani padme hum, namo amitabha, namo avalokitesvara, dan segala macam bentuk pujian, menjadi lantunan masyarakat setiap harinya, dengan bentuk Buddha Smrti (nian fo) setiap saat, tiada kesempatan muncul pikiran buruk dalam jiwa yg tersadarkan. Sedikit rasa ingin menyakiti mahluk lain, jauh dari kekacauan dan ketakutan. Yang ada hanyalah kedamaian dalam jiwa yg tersadarkan.

500 tahun telah berlalu, saatnya kembali mengemakan suara-suara kedamaian, ketenangan, kejujuran, dan keterbukaan, dengan toleransi dan tenggangrasa yang tinggi. Marilah kita kembali melafalkan nama Buddha dan Bodhisattva dalam hati setiap saat, setiap moment dan setiap waktunya. Melatih Buddha Smrti, memiliki kebajikan yg tidak terhingga, dan melenturkan hati yg semakin hari semakin "kering dan gersang".

Salam Mudita,



Sent from BlackBerry® on 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar